Pages - Menu

Sabtu, 27 Maret 2021

Empat Musim Di Jepang

Rindu aroma liburan adalah sebuah rasa yang banyak bermunculan di benak kita setelah setahun terkurung oleh pandemi. Kita sudah melewatkan liburan lebaran dan liburan akhir tahun dimana biasanya menjadi jadwal piknik bersama keluarga. Mungkin beberapa dari kita ada yang sudah tak bisa menahan angan untuk berlibur dengan piknik tipis-tipis ke destinasi terdekat. Tapi ada juga yang sama sekali belum berani melangkah ke tempat keramaian. 

Bosan, itu pasti dikatakan oleh banyak orang karena banyak kegiatan seru yang harus dilewatkan dulu di masa pandemi seperti ini. Kita harus pintar-pintar mencari kegiatan-kegiatan untuk mengisi hari 'di rumah saja'. Membaca buku mungkin menjadi salah satu kegiatan seru di masa pandemi, apalagi membaca buku tentang destinasi wisata. Tanpa perlu pergi jauh atau datang ke keramaian tempat wisata, tapi kita mendapatkan rasa liburan. 

Ada satu buku yang bagus dan benar-benar membawa imajinasi kita seperti nyata untuk berlibur ke Jepang. 'Japan Beyond Tokyo' ditulis oleh Evan Yovian seorang pelajar di Inspire Travel and Tourism Learning Center Jakarta. Buku ini membawa kita untuk berjalan-jalan menyusuri berbagai destinasi wisata keren di berbagai wilayah Jepang, bukan hanya Tokyo. Mulai dari wisata alam, wisata budaya, wisata belanja hingga wahana permainan yang menyenangkan ada dalam buku ini. 

Jepang merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki 4 musim, yaitu musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin. Tak perlu bingung untuk menentukan waktu yang tepat untuk berlibur ke Jepang karena setiap musim memiliki masing-masing keistimewaanya. Pada musim semi, kita bisa menikmati indahnya pohon sakura yang bermekaran. Pada musim panas kita bisa menonton beberapa festival yang memang khusus diadakan pada musim ini. Pada musim gugur kita bisa menikmati pemandangan dedaunan pohon berubah warna menjadi merah kekuningan, tak kalah cantik dengan pemandangan pada musim semi. Pada musim dingin, kita bisa menikmati salju dan menikmati kuliner hangat. 

Sumber foto: https://matcha-jp.com/

Musim Semi (haru)

Musim semi adalah suasana paling menyenangkan di Jepang. Pada musim semi yang terjadi bulan Maret hingga Mei, udara terasa hangat, tidak terlalu dingin juga tidak terlalu panas. Daya tarik musim semi di Jepang adalah bermekarannya bunga sakura yang biasanya terjadi pada akhir Maret hingga awal April. Jika bunga sakura sudah bermekaran, orang Jepang akan melakukan hanami, yaitu duduk- duduk di bawah pohon sakura untuk menikmati keindahannya sambil memakan bekal bersama teman atau keluarga. Akan tetapi kita hanya boleh menikmati keindahannya saja, tidak boleh memetik bunganya.  Biasanya akan ada jadwal perkiraan waktu mekarnya bunga sakura pada tiap-tiap daerah di Jepang.

Sumber foto: https://matcha-jp.com/


Selain melakukan hanami, pada musim semi juga merupakan waktu yang tepat untuk menikmati keindahan Gunung Fuji. Gunung tertinggi di Jepang ini memiliki tinggi 3.776 meter di atas permukaan laut dan dikelilingi oleh lima danau, yaitu  Yamanakako, Saiko, Shojiko, Motosuko dan Kawaguchiko. Danau Kawaguchiko merupakan salah satu danau yang paling berkembang sebagai destinasi wisata dibanding danau lainnya, karena tempat ini adalah titik terbaik untuk menyaksikan keindahan Gunung Fuji. Akan tetapi jika kita ingin mendaki ke puncak Gunung Fuji, hanya bisa dilakukan pada 1 Juli hingg 26 Aguustus ketika pendakian dibuka untuk umum.

Sumber foto: https://anekatempatwisata.com/

Musim Panas (natsu)

Pada musim panas di Jepang, matahari akan bersinar dengan kuat, suhu meningkat dan kelembaban udara tinggi. Jika kita mengunjungi Jepang pada musim panas yaitu sekitar bulan Juni hingga Agustus, kita bisa mengikuti berbagai festival musim panas (Natsu Matsuri) yang rutin diadakan di sana. Ada festival Nebuta di Kota Aomori, Perfektur Aomori yang diadakan setiap tanggal 2 - 7 Agustus. Dashi (mobil yang dihias pada saat festival) pada festival ini mengangkut boneka kertas besar warna warni dan di sekitarnya dikelilingi oleh penari yang disebut Haneto. 

Ada juga festival Sanja di Asakusa, Tokyo yang diadakan selama tiga hari sejak Jum'at ketiga pada bulan Mei. Festival yang diadakan di kuil Asakusa ini merupakan bentuk persembahan untuk Dewa Air "Sanja Sama" agar memberikan kesuburan. Orang-orang akan mengarak mikoshi berkeliling kota. Mikoshi adalah kuil portabel yang dianggap sebagai kendaraan dewa dari setiap kuil.

Festival Sanja di Asakusa. 
Sumber foto: https://matcha-jp.com/


Festival berikutnya adalah Festival Yosakoi di Kota Kochi, Perfektur Kochi. Peserta festival akan menari sambil membawa naruko, yaitu sebuah alat yang mengeluarkan suara untuk menghalau vermin hama perusak. 

Ada juga Daimonji Gozan Okuribi Fire Festival di Kyoto. Pada festival ini ratusan api unggun dinyalakan di sisi pegunungan yang mengelilingi Kyoto sehingga membentuk huruf Kanji Jepang dengan ukuran raksasa jika disaksikan dari kejauhan. pada festival ini juga dipertunjukkan tarian Obon, sebuah tarian untuk menyambut arwah para leluhur yang turun ke bumi. Pada akhir festival, orang-orang akan menyalakan lilin dan lampion untuk mengantarkan arwah leluhur pulang ke alamnya.

Masih banyak lagi festival yang bisa ditonton pada musim panas di Jepang, anatara lain Festival Awa Odori di Perfektur Tokushima, Festival Niihama Taiko di Perfektur Ehime, Festival Yosakoi Saseo di Kota Sasebo, Perfektur Nagasaki, Festival Yosakoi di Kota Sapporo, Perfektur Hokaido dan lain sebagainya. 

Ketika menonton festival musim panas di Jepang, jangan lupa untuk mengunjungi Yatai, kios-kios yang menjual jajanan-jajanan tradisional Jepang seperti takoyaki dan kakigori (es serut khas Jepang).

Musim Gugur (aki)

Pemandangan musim gugur di Jepang tak kalah cantik dengan musim semi. Memasuki bulan September hingga November, panas mulai mereda, kelembaban udara turun sehingga udara menjadi kering. Pada musim ini kita akan melihat dedaunan berganti warna menjadi kuning kemerahan, biasanya disebut dengan istilah momiji. Banyak wisatawan yang datang untuk menikmati indahnya pemandangan musim gugur seperti di daerah Kyoto, Nara, Nikko, perfektur Nagano, gunung Takao di Tokyo, gunung Hachimantai di Tohoku dan beberapa kuil atau taman di berbagai wilayah di Jepang. 

Sumber foto: https://www.japantrips.co/

Salah satu kuil indah yang bisa kita kunjungi adalah Fushimi Inari Shrine. Kuil ini merupakan persembahan terhadap Inari Ookami, dewa beras dan perdagangan dalam kepercayaan Shinto. Kuil ini juga merupakan pusat dari 32.000 sub kuil Inari yang tersebar di seluruh wilayah Jepang. Terletak di Gunung Inari dengan ketinggian 233 meter di atas permukaan laut, kuil ini memiliki tori atau gerbang raksasa berwarna merah. Selain itu kita juga akan menemukan Senbon Torii (seribu torii) di bagian belakang kuil utama. Senbon Tori merupakan ribuan torii yang bercabang dua dan membentuk terowongan. Ribuan torii ini merupakan sumbangan dari berbagai pihak seperti pebisnis dan berbagai perusahaan di Jepang. Dan sebagai penghargaan, nama donatur dituliskan pada setiap torii yang disumbangkan. 

Sumber foto: https://matcha-jp.com/


Pada musim gugur kita juga bisa menikmati beberapa festival yang diadakan seperti Festival Musim Gugur Shimogamo di Kyoto, Perayaan Musim Gugur Sawara-no-Taisai Matsuri di Chiba, Ueno Teijin Matsuri, Festival Api Kurama dan masih banyak lagi. Selain itu, pada musim gugur kita juga bisa menemukan banyak toko yang menjual berbagai baju musim panas dengan harga diskon besar-besaran.

Musim Dingin (fuyu)

Musim dingin di Jepang terjadi dari bulan Desember hingga bulan Februari. TApi biasanya di wilayah utara seperti Hokkaido, salju mulai turun pada bulan Nobember. Begitupun pada Perfektur Aomori, Perfektur Akita, Perfektur Iware, Perfektur Yamagata dan sebagainya. Sementara itu di daerah Tokyo, Osaka dan Fukuoka jarang sekali turun salju.

Pada musim dingin banyak wisatawan yang datang ke Jepang untuk bermain ski ataupun menikmati pemandangan di kuil-kui Jepang yang sedang ditutupi salju. Selain bermain ski, kegiatan yang biasa dilakukan pada musim dingin adalah berendam menikmati air panas (onsen). 

Menikmatai makanan khas musim dingin tentunya juga tidak boleh dilewatkan. Ada Nabe, makanan hangat semaca sup yang disajikan di panci panas dan dimakan bersama-sama mengelilingi meja. Ada juga tradisi omisoka yaitu kegiatan memakan soba, sejenis mi Jepang pada tanggal 31 Desember pada saat pergantian ke tanggal berikutnya. Lalu, dari tahun baru hingga tiga hari sesudahnya disebut shogatsu dimana orang-orang akan menikmati masakan khas tahun baru yaitu osechi ryori dan minum sake, sejenis minuman beralkohol di Jepang.

Pada pertengahan Desember hingga pertengahan Januari juga merupakan waktu yang tepat untuk melakukan wisata belanja di Jepang. Karena pada bulan-bulan ini banyak toko retail ataupun shopping mall yang memberikan diskon spesial. 

Sapporo Snow Festival di Odori Park
Sumber foto: https://liburankejepang.com/


Kita juga bisa mengunjungi beberapa festival musim dingin seperti Sapporo Snow Festival di Odori Park pada bulan Februari. Festival ini menyajikan banyak karya pahatan es berukuran besar. Selain di Odori Park, festival serupa juga diadakan di Distrik Susukino dan Tsudome. 

Begitulah keindahan Jepang pada empat musimnya. Jadi mau ke Jepang di musim apa? 

Pada musim apapun kita berkunjung ke Jepang, akan terasa menyenangkan jika bersama orang-orang tercinta yaitu keluarga. 


_____________________________________________________________________________

Referensi:

Buku Japan Beyond Tokyo

https://matcha-jp.com/

https://livejapan.com/

https://anekatempatwisata.com/

https://www.japantrips.co/

https://liburankejepang.com/

#RCO9

#ReadingChallengeODOP

#OneDayOnePost



Selasa, 16 Maret 2021

Tak Apa Jadi Biasa Saja

 


Aku tak seperti mereka

Cantik, anggun, bersahaja, multitalenta

Aku hanya begini saja

Aku bukan siapa-siapa


Bercermin kuterpaku

Mengamati dia di depanku

Mampumu rata-rata meski tak juga dungu

Tak bisakah kau lebih dari itu?


Tak bisa aku acuh

Lihat sekitarku terus tumbuh

Secepat apapun kukayuh

Tak sampai mana-mana aku, hanya bermandi peluh


Sampai kapan kau tatap mereka

Sampai kapan kau kan terpana

Kau takar hidupmu dengan ukuran sepatunya

Apakah bahagiamu dari sana asalnya? 


Berhentilah, 

Terimalah, 

Katakanlah, 

Aku memang manusia biasa saja, tak masalah

____________________________________________

Sebuah puisi yang terinspirasi dari buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat. Buku ini memberikan inspirasi pada pembacanya untuk bisa bersikap masa bodoh. Bukan berarti acuh tak acuh, tapi masa bodoh yang berarti tetap nyaman meski berbeda dari yang lainnya, tak masalah jika menjadi rata-rata bukan istimewa. Belajar untuk hidup yang tidak terlalu memperhatikan setiap orang dan setiap hal, agar kita tidak terus mencari ukuran kebahagiaan dan kesuksesan lewat sepatu orang lain. 


Judul Buku: Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat

Penulis: Mark Manson

Penerbit: PT Gramedia Widiasarana Indonesia

Jumlah halaman: 414

ISBN: 978-602-452-698-6

#RCO9 

#OneDayOnePost 

#readingchallengeodop9