Pages - Menu

Kamis, 30 Agustus 2018

Ketika Ide Hilang Entah Kemana

Selamat malam para penikmat kopi,

Selamat malam juga untuk kalian para writer wanna be yang belum apa-apa sudan tak tahu mau menulis apa. Kalau hari ini kalian lagi buntu, gak tahu mau menulis apa, tiba-tiba merasa si ide hilang entah kemana, berarti kita sama. 

Rasanya ini hal yang wajar kok. Aku pernah mengaku tak pernah kehabisan ide karena apapun yang kita dengar, kita lihat, kita rasakan itu bisa menjadi bahan tulisan. Tapi semangat menulis itu seperti grafik perkembangan berat badan, kadang naik kadang turun. Nah, saat ini mungkin grafik semangat menulisku sedang menikuk curam ke landasan. 

Lalu kalau hal ini terjadi, apa yang harus kita lakukan?

Pasrah begitu saja untuk tidak menulis atau berusaha mencari ide yang hilang entah kemana itu? Trus kemana mencari si ide yang tak meninggalkan pesan bahkan untuk sepatah kata saja?

Kalau ide sedang menghilang,  kita bisa mencoba beberapa cara berikut ini:

1. Jalan-jalan

Siapa tahu kan ya nanti pas jalan-jalan kita melihat pemandangan indah yang sungguh mengagumkan lalu bisa kita deskripsikan indahnya melalui tulisan. Atau kita mengunjungi salah satu tempat kuliner yang bisa direview dan menjadi informasi berharga untuk para pemburu kuliner seperti aku.

2. Mendengarkan musik

Selain bisa menenangkan pikiran, konon lirik dari lagu yang kita dengar akan membawa inspirasi cerita yang bisa kita tuangkan lewat goresan pena. Dengarkan baik-baik, resapi maknanya, hayati setiap alunan nadanya. Tapi hati-hati jaga mata agar tak terpejam tiba-tiba.

3. Membaca

Pilihlah buku-buku yang memang disukai, agar pikiran kita bisa rileks dan senang. Jangan buka buku tabungan karena selain pikiran semakin runyam, si ide pun akan bersembunyi semakin dalam.

4. Ngobrol dengan teman

Ini tips jitu sekali. Kala kita gak punya ide untuk nulis apa, cukup datangi salah seorang teman kita. Lalu minta dia untuk cerita apa saja. Kalau perlu pancing dia untuk curhat masalah terbarunya. Ketika teman kita bercerita panjang lebar, jangan lupa untuk menyalakan ingatan kita agar bisa merekam setiap kata demi kata yang terucap darinya. Lumayan, satu curhatan teman bisa jadi satu cerpen bahan tulisan kita. Kalau dalam sebulan dia curhat setiap hari pada kita, dijamin bulan depan novel kita siap untuk diterbitkan.

Demikian sedikit tips dan trik untuk membawa kembali si ide yang menghilang entah kemana. Selamat menulis, selamat berkarya.



Rabu, 29 Agustus 2018

Bukan Tak Ada

jarum jam terus berputar tanpa peduli ada cerita apa di balik setiap gerakannya

dia tak peduli ada hati yang memulihkan diri dari sebuah jarak yang tercipta

meski langkah tak lagi gontai, tetaplah hari banyak terasa hampa

sekuat jiwa berupaya melangkah tanpa ada dua mata menatap manja

setegar hati yang menerima sang pemilik tatapan lembut tlah jauh dari jangkauannya

bukan hilang, bukan pergi, bukan itu semua

keadaan hanya membuatnya sedikit berubah

keadaan hanya membuatnya tak bisa mengucap selamat pagi padanya

keadaan hanya membuat tak ada senyuman pembangkit semangat yang terlontar dari wajahnya

bukan.... bukan....
bukan, dia bukan tak ada

dia hanya tak tampak di hadapan mata

pun senyumnya masih jelas teringat di kepala

pun peluknya seakan masih hangat terasa

sepanjang jalan yang pernah dilalui bersama pun masih mencatat jelas cerita panjang kenangan kita

antara aku dan kamu yang tak jelas awalnya pun tak rela dikatakan berakhir begitu saja

Rabu, 22 Agustus 2018

Mencoba Menulis Lagi

Sudah lama gak nulis, sudah lama gak ngeblog. Jari-jari ini jadi agak kaku untuk berseluncur di atas keyboard. Sama halnya seperti pisau, kalau lama tidak diasah maka akan berkurang ketajamannya. Begitupun dengan jari dan pikiran ini. Jika jari ini terasa kaku, pikiran ini terasa membeku. Tak lancar lagi rasanya tuk menguntai aksara menjadi sebuah cerita indah. 

Hari pertama ikut 30 Day Writing Challenge (30DWC) jilid 14 agak bingung mau menulis apa. Sementara menulis curahan hati dulu lah. Pemanasan dulu. Melemaskan jari jemari, melatih kembali pikiran agar bersahabat kembali dengan susunan huruf dan kata. 

Kenapa sih ikut 30DWC lagi?

Seru aja, banyak ilmu yang didapat di sana. Karena tiap jilid kita akan mendapatkan teman-teman baru maka ilmu yang didapat pun akan berbeda. Bukan hanya ilmu menulis tapo juga ilmu memahami karakter berbagai macam teman. 

Dulu di jilid 12 mencoba menantang diri untuk menjadi guardian di momen pertama ikut 30DWC. Sati squad dengan anak-anak muda yang hebat. Dan benar saja hampir setengah dari anggota squad jilid 12 sudah menerbitkan buku solonya lho. Jangan tanya kapan buku soloku terbit ya? Hahaha
 
Jilid 13 gak berani jadi guardian lagi karena gak sanggup membagi waktu dan perhatian. Di jilid ini mendapatkan squad yang luar biasa. Banyak emak-emaknya tapi semangat dan kemampuannya luar biasa. Dari mereka aku belajar nulis fiksi yang ternyata seru. Meski belum menghasilkan karya berupa buku, tapi menurutku tulisan teman-teman di squad ini keren abis. 

Lalu bagaimana dengan jilid 14 ini? 

Kita lihat saja nanti, semoga lebih seru dari dua jilid sebelumnya. 

#30DWC #30DWCjilid14 #squad6 #day1

Senin, 11 Juni 2018

Sebatas Karsa Amalia

"Maafkan ibu dan bapak ya, Nak. Kami hanya gak mau kamu nanti berhenti kuliah di tengah perjalanan," kata ibu sambil membelai lembut kepala Amalia yang sedang terisak. 

Mebangun karsa sekokoh baja untuk bisa mencapai target hidup yang sudah dicatatkannya pada menara cita ternyata harus berakhir dengan air mata. Amalia tidak akan pernah menjadi dokter. Bapak dan ibunya tidak memberikan izin untuk kuliah di jurusan kedokteran. Amalia tidak menyangka sama sekali akan keputusan yang diambil oleh orangtuanya. 

Padahal sejak dulu, mereka selalu mendorong Amalia untuk masuk sekolah-sekolah terfavorit di kotanya. Bapak dan ibu selalu bilang kalau mereka rela bekerja keras asal Amalia bisa belajar di sekolah yang terbaik. Amalia harus mendapatkan pendidikan yang terbaik agar masa depannya nanti lebih cerah dibanding bapak dan ibu. 

"Kenap kali ini aku gak boleh kuliah di jurusan yang difavoritkan banyak orang, Bu? Aku janji akan mencari beasiswa nanti," kata Amalia dalam isak tangisnya yang tak kunjung henti.

Sudah sejak SMP Amalia menuliskan jurusan kedokteran pada anak tangga di dinding luar gambar menara yang ditempelkannya di tembok. Sejak SD, Amalia menggambar menara itu. Dia menuliskan cita-citanya di sana. Dikucilkan teman-teman SD dari pergaulan hanya karena dia berasal dari keluarga yang tidak mampu, membuatnya termotivasi untuk menempuh pendidikan yang terbaik. Amalia ingin menunjukkan pada teman-temannya kalau dia bisa lebih maju dibanding mereka. Teman-teman boleh punya orangtua yang kaya, tapi urusa prestasi sekolah, Amalia memastikan hanya dia yang punya.

Tapi kali ini, apa menjadi dokter hanya akan sebatas karsa?

Ibu kembali mengusap lembut rambut hitam anaknya, "Kamu bisa jadi orang meski gak masuk kedokteran, Amalia. Selama kuliahmu bisa selesai kau bisa kerja di tempat terbaik. Kalau kulliah kedokteran tapi gak selesai, percuma saja. Kau tidak akan jadi apa-apa. Maafkan ibu dan bapak, Nak."

Amalia bergegas bangun dari posisi telungkupnya begitu merasakan tetes air mata ibu di pipinya. Bagaimana mungkin dia membuat ibunya menangis? Selama ini Amalia selalu berusaha untuk tidak mengecewakan ibu. Tapi sekarang karena besarnya ego untuk kuliah kedokteran justru membuat ibunya menangis.

Merasakan air mata ibu membasahi pipi itu jauh lebih menyakitkan dibanding merasakan kekecewaan tidak bisa kuliah kedokteran. Amalia segera menyeka air mata di pipi ibunya. Menatap dalam mata bening wanita yang telah berjuang untuk hidupnya selama ini. Amalia pun menghambur dalam pelukan ibunya. Isaknya semakin dalam.

Dipeluknya ibu erat-erat, "Maafkan Amalia, Bu. Amalia janji akan menjadi yang terbaik untuk bapak dan ibu meski gak kuliah kedokteran. Maafkan Amalia."

#30DWCJilid13 #Squad10 #Day26

Menulis Resensi Buku

Semangat pagi Penikmat Kopi, 

Kali ini aku akan berbagi info tentang cara menulis resensi buku. Jangan berhenti pada halaman terakhir bukumu ketika membacanya. Tapi tulislah resensinya agar orang lain tahu mana buku-buku yang menarik untuk dibaca. 

Unsur-unsur resensi buku, antara lain:

1. Judul
📓 Judul, buat yang menarik seperti halnya kita membuat tulisan. Tapi klo aku biasanya to the point aja, langsung resensi buku bla bla gitu judulnya biar jelas. (Jangan ditiru ya, itu malas mikir saja sih aslinya)✌🏻

2. Data buku:
🔖 Judul
Tulis selengkap-lengkapnya termasuk subjudul, volume dan kawan-kawannya itu.
🔖 Pengarang
Kalau buku terjemahan tuliskan nama pengarang dan penerjemahnya aja. Kalau buku lokal gak usah kita terjemahin pake google translate. Apalagi diterjemahin ke bahasa Padang atau Suroboyoan. Itu berat.
🔖 Penerbit
Tulis perusahaan penerbitan plus kotanya
🔖 Tahun terbit
Tuliskan tahun terbit buku yang kita resensi, lengkapi dengan info edisi/cetakan ke berapa. Karena buku2 best seller biasanya sampai beberapa kali cetak.
🔖 Dimensi/tebal buku
Tuliskan ukuran buku. Kalau ada info panjang, lebar, dan tinggi tuliskan saja jangan kau pendam sendiri. Kalau gak ada, cukup info jumlah halaman. 
🔖 Harga buku
Cantumkan harha buku apa adanya gak usah ditambah gak usa dikurangi. Kan ceritanya mau nulis resensi, bukan jualan. 🙈

3. Ikhtisar
Hati-hati dalam menulis ikhtisar. Jangan sampai spoiler. Cukup buat sinopsis cerita dari buku yang kita baca, gak perlu urut sesuai urutan kronologis dalam buku. Bebas aja, ceritakan hal-hal menariknya. 
Ingat, jangan bocorkan saldo buku tabungan Anda. Eh, jangan bocorkan keseluruhan isi buku bacaan Anda.

4. Penilaian
Ceritakan kelebihan dan kekurangan buku, baik dari sisi konten maupun fisik. Aku pernah baca buku bagus tapi tulisannya terlalu kecil atau kertasnya terlalu tipis. Penilaiannya dalam bentuk cerita lho bukan dalam bentuk nilai raport.

5. Penutup

Kita bisa kasih kritik saran buat penerbit atau pengarangnya. Atau bisa juga kasih saran  buat pembaca, misal buku ini cocok untuk para jomblo yang menantikan jodoh terbaiknya tapi belum tahu apa yang harus dilakukan dalam penantian panjangnya itu.


#30DWCJilid13 #Squad10 #Day25

Minggu, 10 Juni 2018

Mendaki Menara Cita

Amalia tersenyum simpul menatap sebuah gambar menara di dinding kamarnya. Menara hasil gambaran tangannya dengan anak tangga sepanjang dinding luarnya. Ada tulisan nama SMP, SMA sampai Universitas favorit di sana. Gambar sederhana yang membawa Amalia melayang pada masa lalu. 

Kondisi keluarganya yang bisa dibilang tidak kaya, membuatnya sedikit terkucil di sekolah. Ibunya yang hanya berjualan sembako di toko kecil di pasar sengaja menyekolahkan Amalia di SD swasta paling bagus di desanya. Ibunya berharap Amalia bisa jadi anak pintar dan nantinya akan punya masa depan yang cerah. 

Amalia memang pintar, tapi hal itu tidak menjadikan dia bisa mudah berteman dengan teman-teman sekolahnya yang kebanyakan anak orang kaya. Beruntung Amalia menjadikan terkucilnya dia di lingkungan sekolah sebagai motivasi untuk maju. Dia selalu berpikir: 'Kalian boleh punya keluarga kaya, tapi urusan prestasi sekolah kalian tidak akan punya prestasi sebaik aku'

Kelas 4 SD, Amalia menggambar menara itu, Menara Cita. Dan sejak saat itu hidup Amalia diisi dengan semangat pneuh mendaki menara cita. Saat itu targer pertamanya adalah SMP negeri paling favorit di daerahnya. Dia pun belajar dengan giat untuk bisa masuk sekolah itu. 

Setelah masuk SMP, Amalia menambahkan sebuah anak tangga lagi di dinding luar menara citanya. Dituliskan satu nama SMA negeri paling bagus di kota temoat tinggalnya. Langkahnya setiap hari adalah mendaki menara cita. Dia tak mau teman-teman memandangnya rendah lagi. Dia akn membuktikan suatu saat teman-teman yanfgmengucilkan dia, yang tidak mau berteman dengannya hanya karena bukan anak  orang kaya, akan terkejut melihat pencapaiannya di ujung menara yang menjulang tinggi ke angkasa. 

Pendakian Amalia berjalan lancar sesuai yang ditargetkan sampai SMA. Dia masuk ke sekolah terbaik di kotanya. Bahkan selalu menjadi juara kelas di sana. Akan tetapi tiba-tiba ada badai yang menghadang ketika dia semakin mendekati puncak menara cita. Bapak ibu tidak mengizinkan Amalia untuk mengambil jurusan kedokteran saat ujian masuk perguruan tinggi. Mereka merasa tak akan mampu membiayai kuliah di kedokteran. Padahal Amalia sudah meyakinkan mereka kalau dia akan mencari beasiswa untuk biaya kuliahnya. Tapi sia-sia, kali ini Amalia tak bisa menapaki anak tanggayang sudah digambarkannya. 

Amalia menggambarkan anak tangga baru di samping tulisan jurusan impiannya, kedokteran. Sebuah anak tangga tanpa nama yang ternyata membawa dia pada jurusan manajemen bisnis. Sebuah jurusan yang sama sekali tidak ada dalam kepala Amalia sebelumnya. 

Tak ada semangat lagi untuk mendaki menara cita. Seperti sia-sia sudah mendaki sampai atas, selangkah lagi menuju puncak tapi badai memporak porandakan semuanya. Dia pun hanya kuliah untuk sekedar membahagiakan orang tuanya. Untuk mengobati kekecewaannya, ketika tidak ada jadwal kuliah dia sering main ke perpustakaan fakultas kedokteran. Dia senang sekali membaca buku-buku yang dipelajari mahasiswa kedokteran di sana. 

Amalia tersenyum menyentuh gambar menara itu. Air mata menetes tanpa izin dari si enpunya. Dia menatap suami dan anak-anaknya yang sudah terlelap. Siapa yang menyangka, kegemaran untuk mengunjungi perpustakaan fakultas kedokteran mempertemukannya dengan Fadli. Laki-laki yang sekarang menjadi suaminya sekaligus dokter jantung terbaik di kota ini. 

Dia duduk di tepi tempat tidur, tepat di samping suaminya. Tersenyum penuh rasa syukur. Menjadi ibu rumah tangga dengan suami super sabar dan anak-anak yang sehat adalah puncak pencapaiannya selama mendaki menara cita. 


#30DWCJilid13 #Squad10 #Day24 #temaMenara

Sabtu, 09 Juni 2018

Jika Rencana Pertama Gagal

Semangat pagi Penikmat Kopi,

Ada yang sudah bersiap untuk mudik ke kampung halaman? Atau malah sudah ada yang berangkat memulai perjalanan panjang?

Aku belum berangkat dan belum siap-siap mudik nih. Dua minggu terakhir gak sempat sama sekali memikirkan persiapan mudik. Pekerjaan kantor luar biasa banyaknya, padat merayap mirip jalan pantura saat musim mudik lebaran. Bukan hanya pekerjaan yang bisa diselesaikan di atas meja tapi juga pekerjaan lapangan. Wuih, bulan puasa harus ke lapangan itu ternyata benar-benar membutuhkan energi besar. 

Meski belum menyiapkan apapun, awalnya aku tenang karena pengajuan cuti tambahanku besar kemungkinan disetujui oleh atasan. Aku mengajukan tambahan cuti 2 hari setelah cuti bersama. Maklum, rute mudik kita jauh, Pekalongan - Purworejo - Malang. Kalau gak menyediakan waktu yang panjang kok rasanya rugi ya. 

Sampai hari terakhir kerja kemarin aku masih berusaha jungkir balik menyelesaikan pekerjaan. Pulang agak terlambat demi kata tuntas sebelum libur lebaran. Maksud hati bagitu sampai rumah langsung bisa tersenyum cerah dan berkata aku siap liburan. Tapi ternyata aku disambut dengan wajah muram suami yang cutinta dibatalkan. 

Rasanya langsung gak mampu tersenyum. Cuti tambahan 2 hari sangatlah berarti, karena selain mengunjungi orang tua, kita berencana sekalian liburan. Hanya itu kesempatan kita mengajak anak-anak jalan-jalan di tengan libur panjang kenaikan kelasnya. 

Aku dan suami sama-sama bingung. Kasian anak-anak dan juga kakeknya. Waktu berkunjung ke rumah kakeknya jadi lebih pendek. Waktu jalan-jalan mereka juga semakin sempit. 

Tapi alhamdulillah selepas salat magrib dan salat tarawih, hati kita sudah bisa lebih tenang. Aku dan suami mengatur lagi agenda mudik kita. Mencoba mencari rute mudik yang lebih cepat, menentukan destinasi wisata yang baru, dan yang pasti mencari penginapan juga. Bisa ditebak dong penginapan di musim mudik itu bakal penuh semua. 

Saking asyiknya mengagendakan ulang jadwal mudik, gak kerasa ternyata sudah  hampir jam 12 malam. Dan hasilnya kita kesiangan bangun sahur. Kita baru bangun pas azan subuh. Astaghfirullah. 

Buat pengalaman nih, Penikmat Kopi. Jika rencana pertama gagal, coba terima dulu kenyataan dengan tenang. Kalau sudah bisa tenang, coba agendakan ulang. Tapi jangan sampai terlalu menggebu-gebu sampai lupa istirahat ya. Nanti badan malah protes minta hak istirahatnya alias meriang menjelang lebaran kan gawat. Hehehe.

Baiklah, Penikmat Kopi, sekian curahan hati dari aku yang lagi galau ini. Selamat menikmati perjalanan mudik buat kalian ya. Semoga lancar dan selamat sampai tujuan. 


#30DWCJilid13 #Squad10 #Day23

Jumat, 08 Juni 2018

Curahan Hati Si Writer Wanna Be

Semangat pagi Penikmat Kopi,

Aku mau curhat, nih. Hari ini aku lagi kehabisan ide, gak tahu mau nulis apa. Setelah beberapa hari full energy untuk belajar menulis fiksi, lalu baterai mulai melemah. Ketika baterai melemah, langkah paling aman adalah menulis puisi. Ketika kita menguntai kata menjadi sebuah puisi yang diperlukan adalah mengeluarkan isi pikiran dengan lancar. Mungkin tantangannya adalah memilih kata dan diksi yang pas. Tapi kalau menulis fiksi ampun, banyak banget yang harus dipikirkan. Tokoh, alur cerita, konflik, latar tempat dan sepertinya masih banyak yang harus dipikirkan. 

Salut sama para penulis novel yang tentunya butuh waktu lama untuk melakukan riset demi mendapatkan karakter tokoh yang pas, latar tempat yang detail, konflik yang keren, dan juga alur cerita yang menarik. Salut juga sama teman-teman yang bisa menulis fiksi semudah saya menulis status di sosial media. Ketik, ketik, ketik, jadilah sebuah fiksi yang sederhana tapi bagus ceritanya. 

Perlu kerja keras buatku belajar menulis fiksi. Menulis dengan penuh perasaan, meresapi setiap kata per kata yang kutuliskan. Alhamdulillah sekarang sedang berada dalam satu grup dengan teman-teman beraliran fiksi. Dan yang terpenting mereka baik hati, tidak sombong, dan rajin berbagi ilmu menulisnya. Aku menjadikan tulisan-tulisan mereka sebagai referensi belajar. Mempelajari kata per kata. Meski ada waktunya juga aku lelah. 

Lelah dan harus tetap menulis. Membagi pikiran antara penyelesaian pekerjaan kantor yang harus kelar sebelum libur lebaran dan menyiapkan semua keperluan mudik saja sudah cukup bisa jadi alasan aku kehabisan ide. Tapi karena tetap harus menulis, jadilah kutulis curahan hati ini. Melepaskan beban perasaan. Bukankah menulis adalah salah satu terapi untuk menjaga kewarasan diri? 

Baiklah cukup sekian curahan hati dari si writer wanna be.

#30DWCJilid13 #Squad10 #Day22

Rabu, 06 Juni 2018

Siang dan Malam

Siang bertanya padaku,
Tidakkah kau sadar telah membawa gelap
Tidakkah kau tahu gulita selalu ada bersamamu
Apa rasanya menjadi malam yang hanya hitam

Aku pun bertanya pada siang
Tidakkah kau sadar telah membawa panasa menyengat
Tidakkah kau tahu tak selamanya mereka butuh terangmu
Apa jadinya sepanjang hari dipenuhi siang yang terang

Siang tetap merasa jumawa akan dirinya
Semua orang bekerja di bawah sinarnya
Semua orang bersemangat dalam putaran waktu di masanya
Semua orang senang berjumpa dengan siang

Tapi siang tak tahu dia
Orang-orang itu butuh ketenangan
Redup yang membawa mereka dalam hening
Hening membawa mereka dalam istirahat melepas lelahnya bertemu siang

Malam pun dirindukan
Malam tak hanya bercerita tentang hitam nan pekat
Malam saatnya orang merebahkan badan dari kesibukan seharian
Malam saatnya orang bercengkerama dengan yang tersayang

Siang termangu mendengar rentetan penjelasanku
Menunduk dia malu-malu
Karna tak selamanya yang terang itu membawa riang
Terang itu kalau lama akan menyilaukan

Siang pun tersenyum berjabat erat pada malam
Siang dan malam
Dua masa yang talah digariskan
Ada gelap dan ada terang, ada tujuan masing-masing diciptakan mereka oleh Tuhan

#30DWCJilid13 #Squad10 #Day21 #TemaMalam

Selasa, 05 Juni 2018

Tak Perlu Google Translate

Kita tidak satu bahasa, tapi kurasa tak perlu google translate tuk pahami bahasamu
Bahasamu adalah perilaku
Bahasaku adalah tutur kataku
Kita berbeda dan kita saling tahu itu

Meski terkadang aku kecewa karena berharap ada lembut aksaramu menenangkanku
Meski terkadang aku kehilangan hadirmu hanya karena tak ada sepatah kata darimu
Aku lupa, aku lupa untuk menerjemahkan perilakumu sebagai wujud cinta untukku
Aku lupa, aku lupa dalam diammu ada gunung kasih sayang bagiku

Kau menyayangiku dengan kerja kerasmu
Kau mencintaiku dengan rasa khawatir yang sembunyikan di balik tenangmu
Seharusnya aku tak perlu google translate untuk menerjemahkan semua itu
Karena bahasamu memang tak sama dengan bahasaku

Dear ayah,
Lama aku berusaha untuk menyadari besarnya cintamu untukku
Lama aku belajar untuk menerjemahkan bahasa kasih sayangmu
Lama aku merasa sendiri tanpa belai kasihmu
Lama aku tak berhasil memahami perhatian dalam sunyimu

Dear ayah, 
Maafkan aku yang terlalu egois tuk sadari betapa besar kerja kerasmu untukku
Maafkan aku yang tak perna akui semua bentuk perilaku itu sebagai sebongkah cinta untuk anakmu

#30DWCJilid13 #Squad10 #Day20 #TemaGoogleTranslate

Senin, 04 Juni 2018

Sebait Puisi Untukmu

Hai kamu,
Diam-diam ternyata aku kehilanganmu
Diam-diam ternyata aku merindumu
Diam-diam ternyata aku ingin hadirmu
Diam-diam ternyata aku pun suka mengamati dari jauh

Hai kamu, 
Aku tak pandai membuat sajak indah 
Aku tak pandai merangkai aksara
Aku tak lihai memilih diksi untuk menyusun puisi
Karena aku bukanlah ahli sastra ataupun penyair masyhur di kota ini

Tak perlu kata indah yang tersusun rapi
Tak perlu diksi tepat agar kalimat indah tersaji
Yang kuperlukan hanya satu, jangan kau menghilang lagi

Entah angin apa yang buatku beranikan diri mengirimkan puisi ini ke radio yang biasa dipakai Tania untuk kirim salam padaku. Bahkan aku menyebutkan nama lengkapnya. Ya, aku katakan kalau puisi ini dariku untuk Tania. Aku tak berpikir lagi bagaimana reaksi Marita jika dia tahu. 

Marita, aku lelah pacaran sama dia. Dia memang cantik, kalem, anggun dan aku bangga bisa jadian sama cewek yang jadi idola banyak cowok di sekolah. Tapi ternyata yang aku rasakan hanya kebanggaan saja. Malah aku lelah harus antar jemput dia sekolah setiap hari, antar jemput les, dan menuruti semua kemauannya. Tak ada getaran apapun yang kurasakan ketika bersama Marita. 

Aku tak bisa senyum-senyum sendiri seperti saat aku menyadari ada sepasang mata yang melihatku bermain basket dari jendela kelas lantai dua. Aku gak kangen saat Marita gak menelponku seharian seperti aku merindukan Tania yang menelponku hanya untuk mendengar satu kata dariku, 'halo'.

Tania, penggemar rahasiaku yang diam-diam telah berhasil mencuri hatiku. Semoga kamu mendengarkan penyiar radio kesukaan kita membacakan puisi ini untukmu. Kamu membuat cowok cuek sepertiku jadi sok mellow dan sok romantis begini. Sebait puisi ini begitu saja mengalir dari dalam hatiku. Susunan aksara apa adanya, sebuah puisi yang tersaji tanpa memikirkan pilihan diksi. Buatmu, Tania. 

(Cerita ini adalah lanjutan dari Dekat Tapi Jauh)


#30DWCJilid13 #Squad10 #Day19 #TemaDiksi

Minggu, 03 Juni 2018

Dekat Tapi Jauh

20 Juli 2001

Namaku Tania Adiba Maheswara, panggil saja aku Tania. Aku kelas 1 SMA di salah satu sekolah unggulan Kota Malang. Aku hanya murid biasa saja, bukan cewek tenar dengan banyak penggemar. Aku juga bukan tergolong murid yang aktif dalam organisasi atau kegiatan ekstrakurikuler. Teater adalah satu-satunya kegiatan ekstra yang aku ikuti.

Aku pernah nyoba ikut ekstrakurikuler paskibra, tapi akhirnya mundur karena aku gak kuat ikutin latihan fisiknya yang lumayan berat. Lagian aku gak benar-benar suka sama eskul itu. Aku ikut cuma karena ingin sering bertemu dengan Kak Mahe, cinta pertamaku.

Mahe, nama lengkapnga Mahendra Kurniawan. Kelas 2 SMA di sekolah yang sama denganku. Aku suka sama dia sejak pertama bertemu. Kita pertama bertemu saat aku ospek. Dia adalah pembimbing baris berbaris di kelompokku. Kalau ditanya ganteng apa enggak, mungkin orang lain akan bilang dia biasa saja. Kak Mahe bukan tipikal cowok tenar yang banyak penggemar. Dia juga bukan aktifis di sekolah. Satu-satunya ekskul yang dia ikuti hanya paskibra. Meski sebenarnya dia juga jago basket, tapi dia gak ikut ekskul yang isinya cowok-cowok tenar sekolahan itu.

Sejak ospek hari pertama, aku langsung jatuh cinta padanya. Wajahnya yang kalem dan tatapan matanya yang sendu membuat aku selalu rindu. Sejak saat itu aku selalu mengikuti setiap langkahnya di sekolah.

Setiap pagi aku selalu menunggunya di dekat parkiran. Aku pura-pura duduk di kursi kantin dekat parkiran, hanya untuk menunggunya lewat. Sudah, itu saja. Hanya melihatnya lewat saja. Begitupun saat pulang sekolah. Aku melakukan hal yang sama.

Aku juga selalu berdiri di barisan paling depan setiap Kak Mahe menjadi petugas upacara. Aku pun selalu melihat dia dari jendela kelasku di lantai dua ketika dia bermain basket di lapangan. Satu hal yang paling aku suka ketika melihat Kak Mahe adalah ketika wajahnya basah oleh air wudhu sebelum salat duha. Awalnya aku hanya melihatnya dari kejauhan, lama kelamaan aku tertarik untuk ikut salat duha. Pokoknya aku selalu mengikuti langkah Kak Mahr dimanapun dia berada di sekolah.

Bukan hanya itu, aku juga sering berkirim salam untuk kak Mahe lewat radio. Aku request lagu-lagu kesukaannya. Aku mencari tahu lagu-lagu kesukaan kak Mahe dari teman sekelasku yang kebetulan adalah tetangganya. Mencari tahu dengan sangat hati-hati karena aku gak ingin seorangpun tahu tentang perasaanku pada kak Mahe.

Selain itu, setiap hari akubjuga menelpon ke rumah kak Mahe. Hanya mendengarkan suaranya berkata 'halo' saja aku sudah berbunga-bunga.

Tapi ...

Selama ini aku gak pernah berani menunjukkan perasaanku pada kak Mahe. Saat berkirim salam lewat radio pun aku selalu memakai nama samaran, Nia. Jadi sepertinya kak Mahe bahkan tidak mengenalku. Lagipula siapalah aku. Pasti aku bukan tipikal cewek yang dicari kak Mahe. 


15 September 2001

Marita Ayuningtyas, nah ini dia ternyata tipikal ceweknya kak Mahe. Ayu seperti namanya, kalem, anggun, dan sekarang dia jadi pacar kak Mahe. Sudah dua bulan ini mereka jadian. Pasti kak Mahe senang dan bangga punya cewek secantik dia. Maklum, Marita salah satu cewek idola yang diincar sama cowok-cowok di sekolah ini.

Mereka tampak serasi, ganteng dan cantik. Selalu berangkat dan pulang sekolah bareng. Hatiku hancur. Cinta pertamaku sudah ada yang punya. Berangkat sekolah rasanya tak lagi semangat seperti biasa. Aku gak pernah lagi menunggu kak Mahe di tempat parkir. Aku gak pernah lagi berdiri di barisan paling depan saat upacara. Aku gak kirim-kirim salam dan request lagu kesukaannya di radio lagi. Bahkan untuk salat duha aku menunggu dia pergi dari musola dulu. Aku pun tak lagi punya semangat untuk mendengar satu kata 'halo' di ujung gagang telpon.

Ah, kak Mahe pun gak sadar dengan kehadiranku yang selalu mengikuti langkahnya di setiap sudut sekolah ini. Aku pun belum pernah berkenalan langsung dengannya. Dia mungkin bahkan tak pernah tahu ada makhluk bernama Tania di sekolah ini. Jadi, gak akan ada artinya kalau aku tak lagi mengikuti langkahnya lagi.

Kak Mahe, kita ini sebenarnya dekat tapi jauh. Kita satu sekolah, tapi jarak kita terlalu jauh, baikan bumi dan matahari. Aku tak berani berharap lagi.

(Cerita ini lanjutan dari Ini Rasa Apa?)

#30DWCJilid13 #Squad10 #Day18 #TemaJauh

Ini Rasa Apa?

20 Juli 2001

Namaku Mahendra Kurniawan, panggil saja Mahe. Kelas 2 SMA di salah satu sekolah unggulan Kota Malang. Aku hanya siswa biasa saja, bukan cowok tenar maksudnya, yang juga aktif pada kegiatan paskibra. Tapi meski aku bukan termasuk cowok tenar di sekolah, aku punya penggemar lho. 

Tania Adiba Maheswara, kelas 1 SMA di sekolah yang sama denganku. Dialah penggemarku selama ini. Tania selalu memata-matai setiap langkahku di sekolah, sejak aku datang di parkiran di pagi hari sampai aku mau meninggalkan parkiran di siang hari sepulang sekolah. Ya, setidaknya itu yang aku rasakan setahun terakhir ini.

Dia selalu berdiri di barisan paling depan setiap aku menjadi petugas upacara. Dia selalu ada di jendela kelasnya di lantai dua setiap aku bermain basket di lapangan. Dia juga selalu ada di musola sekolah ketika aku salat duha. Pokoknya aku merasa selalu ada dia di setiap langkahku di sekolah. 

Bukan hanya itu, Tania juga sering berkirim salam lewat radio yang sering kudengar di rumah. Dia selalu request lagu-lagu kesukaanku. Setiap hari Tania juga menelponku, meski langsung dia tutup ketika aku menyapanya dengan satu kata, 'halo'.

Aku tersanjung dengan semua yang dilakukan Tania selama ini, meski sayangnya aku tak punya perasaan apapun padanya. Dia bukan tipikal cewek yang kumau.

15 September 2001

Marita Ayuningtyas, dia tipikal cewek yang aku mau. Ayu seperti namanya, kalem, anggun, dan sekarang dia jadi pacarku. Sudah dua bulan ini aku jadian sama Marita. Senang dan bangga punya cewek secantik dia. Teman-temanku banyak yang iri. Maklum, Marita salah satu cewek idola yang diincar sama cowok-cowok di sekolah ini. 

Hidupku terasa berubah sejak jadian dengan Marita. Bukan hanya aku harus antar jemput dia sekolah setiap harinya. Bukan juga aku harus antar jemput dia les setiap sorenya. Bukan, hidupku tak berubah karena dia.

Ada yang hilang dari kehidupanku. Gak ada lagi mata yang mengikuti langkahku di sekolah. Gak ada lagi yang berdiri di barisan paling depan saat aku bertugas menjadi pengibar bendera saat upacara. Gak ada lagi yang kirim salam dan request lagu kesukaanku. Bahkan Marita saja gak tahu lagu kesukaanku. Gak ada lagi yang salat duha bersamaku. Gak ada lagi yang bisa kusapa dengan satu kata setiap harinya di ujung gagang telpon itu.

Kemana dia?

Aku bahkan sengaja mondar mandir lewat depan kelasnya tapi gak pernah sekalipun bertemu dengannya. Gak ada yang menontonku main basket di lapangan tengah sekolah. Gak ada senyum manisnya di balik jendela kelas lantai dua.

Kenapa ada yang hilang sejak dia menghilang?

Bahkan kehadiran Marita gak bisa melengkapi hariku. Ada yang kurang rasanya dalam hariku. Aku gak peduli Marita bosan menungguku di kantin gara-gara aku kelamaan di musola ketika jam istirahat hanya untuk menunggu Tania. Aku gak peduli Marita marah-marah hanya karena motorku gak segera jalan meski sudah kunyalakan hanya untuk berharap Tania muncul dengan wajahnya yang riang.

Ah, ada apa denganku? Aku begitu kehilangan dia. Tapi aku gak punya keberanian untuk mencari Tania langsung ke kelasnya. Bahkan menyapanya sekalipun aku tak pernah selama setahun. Aku hanya melihatnya dari jauh. Melihatnya yang selama ini kukira tak berarti buatku. Tapi nyatanya ada kepingan puzzle yang kurang ketika dia hilang.

Ini rasa apa? Entahlah. Aku tak bisa memberi makna atas apa yang aku rasa.

#30DWC #30DWCJilid13 #Squad10 #Day17 #TemaMaknaRasa

Jumat, 01 Juni 2018

Tunjukkan Jiwa Mudamu

"Nih, Al. Aku daftarin kamu ikut lomba penulisan cerpen. Kemarin aku gak sengaja baca pengumumannya pas buka instagram," kata Doni yang muncul tiba-tiba di samping meja kerja Alya sambil menyodorkan gawainya. Ada pesan whatsapp yang menunjukkan namanya telah terdaftar dalam sebuah lomba menulis.

Doni tau betul kalau teman sekantornya yang suka menyendiri ini hobi banget menulis baik puisi maupun cerpen. Awalnya tanpa sengaja Doni melihat sekilas tulisan Alya di komputernya yang gak dimatikan waktu istirahat. Lama kelamaan Doni jadi kecanduan membaca tulisan Alya berikutnya. Tiap istirahat Doni selalu mampir ke meja kerja Alya, pastinya pas yang punya meja lagi gak di tempat. 

Kemarin pas lagi buka-buka instagram, gak sengaja Doni menemukan pengumuman lomba cerpen. Tanpa berpikir panjang, Doni langsung mendaftarkan Alya untuk ikut lomba itu. Cerpen dengan tema 'Cerita Cinta Masa SMA' pasti bakal ditulis dengan apik oleh Alya, pikir Doni. 

"Kok, tiba-tiba kamu daftarin aku ikut lomba cerpen?" Alya memandang Doni penuh heran. Selama ini tak ada satupun orang yang tahu hobinya menulis. Lagipula dia kan menulis hanya untuk koleksi pribadinya. Gak pernah dibaca sama orang lain. Kening Alya berkerut memandang Doni yang begitu antusias membahas lomba ini. 

"Hehehe maaf, Al. Awalnya aku gak sengaja baca tulisan di komputermu pas istirahat. Akhirnya aku keterusan deh baca tulisanmu tiap hari. Bagus banget lho tulisan-tulisanmu, Al," jawab Doni sambil senyum-senyum merasa bersalah pada Alya. 

Wajah keheranan Alya seketika berubah marah, "Doniiii, jadi selama ini kamu buka-buka komputer aku? Baca-baca tulisanku?" Alya melayangkan cubitan kesal ke lengan Doni.

"Ampuun, Al. Sakit, tahu. Maaf deh karena udah baca tulisanmu tanpa izin. Tapi lomba ini kamu harus ikut ya. Aku yakin kamu pasti bisa." Doni berusaha merayu Alya sambil memegangi lengannya yang masih sakit karena cubitan teman kantornya yang masih jomblo di umur 33 tahun ini.

"Lagian kamu daftarin lomba gak tanggung-tanggung, Don. Tema cerita cinta masa SMA. Jangan-jangan ada syarat umur penulisnya lagi. Aku kan gak muda lagi Don buat nulis tema begituan," jawab Anita sambil memutat lagi kursinya lurus menghadap komputer. Dia pura-pura sibuk dengan pekerjaannya, meski dalam hati ingin juga ikut lomba itu. 

"Duh Aaaall kamu kan juga masih muda. Ehm, kalau kamu emang merasa tua, itu benar adanya sih. Tapi kan setidaknya kan itu cuma dari segi umur dan wajah aja, Al. Buat tulisan itu kamu tinggal tunjukkan jiwa mudamu aja. Hahaha" Doni langsung lari kabur menjauh dari Alya sambil tertawa puas. Dia memberikan isyarat tangan tanda menulis pada Alya dari ujung ruang kantornya. 

Ingin rasanya melempar Doni dengan gumpalan kertas ini, tapi Alya mengurungkannya. Dia langsung disibukkan dengan pikirannya sendiri. Benar juga kata Doni, tunjukkan jiwa mudamu, ikuti tantangan ini. Kapan lagi membawa keluar kemampuan menulis yang hanya terkurung dalam komputer menjadi satu karya yang bisa dinikmati orang lain.

#30DWC #30DWCJilid13 #Squad10 #Day16 #TemaMuda

Kamis, 31 Mei 2018

Mengenangmu

Pagi dan kamu
Kucoba sapa pagi dengan senyuman
Serap energi tuk semangati hari
Kucari gelora yang dulu kudapat darimu

Perlahan kutelusuri jejak yang pernah ada
Menyesap udara penuh masuk ke rongga dada
Pejamkan mata rasakan hadirmu yang pernah singgah
Langit bagai tersenyum pada diriku yang sepi mendera

Bukan satu dua
Tapi cukup lama
Kau goreskam cerita dalam lembar yang sedia
Senyum, bahagia, marah ataupun kecewa

Berat tuk bisa kulupa begitu saja
Tak mudah tuk melepasmu pergi entah kemana
Tak kuasa
Tapi ku harus terima

Mengenangmu
Yakikan diri kau telah jauh
Meski hati masih rasa yang tak tentu
Harapku kau kembali seperti dulu

Kulanjutkan  langkah menelusuri cerita
Sepanjang jalan yang menjadi saksi kita
Membahas apa saja meski tak jelas ujungnya
Tapi slalu ditutup dengan senyum mempesona

Mengenangmu
Hanya itu yang kumampu
Kala aku tlah kehilanganmu
Saat kau tlah jauh

Jika mengenangmu menambah energiku
Biarkanlah kulakukan itu

Jika mengenangmu mengembangkan senyumku
Izinkanku tuk kenangmu

Jika mengenangmu tenangkan hatiku
Ku akan telusuri jejakmu dalam setiap potongan hariku




#30DWC #30DWCJilid13 #Squad10 #Day15

Rabu, 30 Mei 2018

Rindukah Kau Padaku

Jauh dan berjarak, itulah kini aku dan kamu
Ritme pagiku menjadi tak sama sejak saat itu
Ada yang hilang dari hariku
Rindukah kau padaku

Jauh dan berjarak, itulah kin aku dan kamu
Semangatku jalani hidup tak sebesar dulu
Ada yang kurang dari hariku
Rindukah kau padaku

Jauh dan berjarak, itulah kini aku dan kamu
Tak tahu pada siapa celoteh ini kan mengadu
Ada yang hilang dari hariku
Rindukah kau padaku

Jauh dan berjarak, itulah kini aku dan kamu
Pada siapa lagi kusandarkan lelahku
Ada yang kurang dari hariku
Rindukah kau padaku

Jauh dan berjarak, itulah kini aku dan kamu
Tak ada langkah yang berjalan beriring di sampingku
Ada yang hilang dari hariku
Rindukah kau padaku

Jauh dan berjarak, itulah kini aku dan kamu
Hanya bayangan kosong yang kutatap dari jejakmu
Ada yang kurang dari hariku
Rindukah kau padaku

Jauh dan berjarak, itulah kini aku dan kamu
Tak ada lagi yang mengganti sendu dengan senyum pada wajahku
Ada yang hilang dari hariku
Rindukah kau padaku

Jauh dan berjarak, itulah kini aku dan kamu
Tak ada lagi yang tenangkan gundahku hapuskan laraku
Ada yang kurang dari hariku
Rindukah kau padaku


#30DWC #30DWCJilid13 #Squad10 #Day14

Selasa, 29 Mei 2018

Itu Dulu

Senyummu sambut hadirku kala itu
Tak ada kata tapi tiba-tiba kita bagaikan satu
Selalu bersama kemanapun langkah tertuju
Selalu bersama apapun masalah yang sedang ditemu

Aku tak pernah meminta tapi kau selalu ada
Setiap cerita mengalir ringan kata demi kata
Kau selalu mendengar celotehku dengan seksama
Tak terlewat tak terloncat, terekam semuanya

Ringan, berat, berdua kita jalani
Tawa, tangis, berdua kita lalui
Mudah, sulit berdua kita temui
Mulus, terjal berdua kita lewati

Kamu,
Mengajarkanku berpikir sederhana
Memaknai setiap frasa dengan lebih mudah
Menjalani setiap langkah dengan lebih indah
Menyederhanakan semua masalah yang ada

Tapi itu dulu,
Kini jarak memisahkan kita
Kau tak lagi di dekatku tuk hadapi dunia
Kau tak lagi dampingiku tuk jalani semua
Bersama

Tapi itu dulu,
Kini sepi menderaku
Kini sepi menjeratku
Kini sepi membayangiku
Kini sepi menggontaikan langkahku

Tapi itu dulu,
Kini aku rindu senyummu
Kini aku rindu hadirmu dengar celotehku
Kini aku rindu dirimu yang menuruti rengekanku
Kini aku rindu dirimu yang mengusap lembut kepalaku

Tapi itu dulu,
Kini aku sendiri
Hampa, tak ada kau di sini
Sepi hariku sejak kau pergi
Pada siapa lagi ku kan berbagi

Kamu dan aku,
Itu dulu.



#30DWC #30DWCJilid13 #Squad10 #Day13

Minggu, 27 Mei 2018

Aku Merindu

Dalam hujan aku kelu tuk berkata rindu
Rindu tak bernama pada siapa dia tertuju
Hanya tak genap rasa dalam kalbu
Kosong, hampa, dan mengharu


Aku terjebak dalam sebuah bayang
Tanpa kutahu itu kini atau masa yang patut dikenang
Dia muncul tak utuh bagai tertutup ilalang
Dalam mimpi yang tertimpa surya lalu menghilang


Sering berat kubuka dua mata
Karna dalam gelap ada hadirnya
Dia yang tak ku tahu siapa
Mungkin sosok dalam imaji yang selama ini kudamba


Sepi aku dalam keramaian
Seperti berharap datang dia yang kunantikan
Pun dia ternyata hanya sebuah angan
Sosok sempurna yang tak bisa jelas kugambarkan


Kemana diri ini mencari sebuah jawaban
Akan dirinya yang menyapa jauh bak di balik awan
Kala siang kumerasa terabaikan
Dalam malam dia hadir sehangat pelukan



Menghiburku dalam pekatnya sunyi
Menyapaku dari hati yang tlah berpenghuni
Menjebakku ke dalam cawan elegi
Rangkaian cerita rindu yang penuh misteri


#30DWC #30DWCJilid13 #Squad10 #Day11 #temapuisi

Sabtu, 19 Mei 2018

RCO Buatku Bertanya, Hobiku Apa?


Semangat pagi Penikmat Kopi,

Kalau kalian ditanya tentang hobi, apa jawabannya? Hampir 80% orang akan menjawab hobinya adalah membaca. Benar gak?

Membaca itu adalah salah satu jenis hobi yang paling mudah disebutkan. Entah mereka benar-benar suka membaca atau karena gak punya ide lain untuk menjawab pertanyaan. 

Aku sendiri selalu menyebutkan kalau hobiku adalah membaca. Dulu pernah menjawab makan dan tidur sebagai hobi, tapi kata guru SD-ku itu bukan hobi tapi mauku aja makan tidur makan tidur. Hahaha bukan kok, guruku bilang kalau makan dan tidur itu kebutuhan bukan hobi. Ya sudah akhirnya aku tulis aja kalau hobiku itu membaca. 

Sekian lama aku menyandang gelar si kutu buku yang waktu lulus kuliah bawa pulang dua kardus buku dari kosan dan sayangnya semua novel bukan buku pelajaran. Beberapa minggu terakhir, gelar itu tiba-tiba harus dipertanyakan. 

Reading Challenge ODOP (RCO) membuatku mempertanyakan hobiku sendiri. Apa benar hobiku membaca?

Ditantangin membaca setiap hari dengan tema dan jumlah minimal halaman yang ditentukan ternyata gak mudah buat aku yang mengaku hobi membaca ini. Padahal awalnya agak sombong, apa beratnya ikut RCO. Kan aku emang hobi baca. Dan benarlah adanya nasihat-nasihat yang disampaikan pada buku dongeng anak-anak, "Janganlah kau sombong kawan!"

RCO itu berat, jangan kami saja. Kalian juga harus merasakan. 

Gimana gak berat, kami harus baca buku sejarah, buku biografi, bahkan buku berbahasa asing. Aku emang hobi baca tapi gak buku-buku bertema itu juga kaliiiii. RCO benar-benar menarik aku dari zona nyaman. RCO juga menjebakku pada satu pertanyaan. Jadi hobiku apa?

Benarkah hobiku membaca, kalau aku hanya suka membaca novel saja? Bahkan membaca komik saja aku pusing. Sepertinya aku harus terus ikut RCO part berikutnya biar aku bisa menyandang gelar omnivora dalam bidang membaca. Pemakan segala jenis buku dan alirannya. 

Thanks a bunch RCO, moga terus djaja di udara. Btw, next time RCO diberlakukan buat peserta ODOP baru dong biar menulis dan membaca berjalan bersama. Karena sejatinya mereka adalah dua sejoli yang tak terpisahkan seperti duet maut pije RCO, Lutvi dan Sovia.

#RCO
#ReadingChallengeODOP
#Tantangan3

Jumat, 18 Mei 2018

Ada Apa Dengan Sirup dan Ramadhan?



Semangat pagi Penikmat Kopi,

Selamat menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan ya. Semoga kita bisa mendulang pahala di bulan penuh berkah ini. 

Kalau berbicara tentang Ramadhan, ada satu hal yang selalu melekat erat dalam benak kita selain rangkaian ibadah yang harus kita lakukan tentunya. Satu hal yang sangat sering muncul di TV sebagai tanda Ramadhan akan segera tiba. Bahkan ketika penetapan hari pertama puasa belum diumumkan, satu hal ini sudah jadi penanda tersendiri. 

Yup, satu hal itu adalah sirup. 

Beberapa hari menjelang Ramadhan biasanya iklan sirup sudah bertebaran. Bukan hanya iklannya saja, minimarket sampai supermarket sudah sibuk memajang sirup pada deretan terdepan tokonya. Dan ini rasanya sudah terjadi sejak lama. 

Ada hubungan apa sih antara sirup dan Ramadhan?

Menyajikan sirup pada saat berbuka puasa baik diseduh langsung dalam bentuk minuman dingin maupun menjadi campuran es buah atau es campur sudah menjadi tradisi yang turun temurun.  Slogan 'Berbukalah dengan yang manis' menjadi andalan dan alasan untuk menjadikan sirup sebagai primadona di bulan puasa. Penjualan sirup meningkat drastis di bulan ini. Produsen sirup meningkatkan intensitas iklannya dengan kemasan cerita-cerita yang menarik. Pihak penjual juga meningkatkan stok sirupnya pada bulan Ramadhan.

Sebenarnya darimana asal slogan 'Berbukalah dengan yang manis?'

Ternyata slogan berbukalah dengan yang manis adalah hasil pemikiran tidak utuh atas hadits Rasul. Padahal Rasul menganjurkan kita untuk berbuka dengan kurma, jika tidak ada maka cukup dengan air putih saja. 

"Biasanya Rasulullah berbuka puasa dengan ruthab sebelum sholat maghrib. Jika tidak ada ruthab (kurma muda) maka dengan tmar (kurma matang), jika tidak ada tamr maka beliau meneguk beberapa tegukan air"

(HR. Abu Daud)
Manisnya rasa kurma pada akhirnya membuat hadits ini disalah tafsirkan menjadi berbukalah dengan yang manis. Padahal pada hadits tersebut sudah jelas disebutkan jika tidak ada kurma maka Rasulullah hanya meneguk beberapa tegukan air.

Kurma mengandung karbohidrat kompleks dan kadar glikemiks indeksnya rendah. Jika kita mengkonsumsi makanan dengan karbohidrat kompleks dan kadar glikemiks indeks yang rendah, energi akan dilepas perlahan-lahan sehingga lebih tahan lama, dan respon insulin juga rendah. Jadi kurma aman dikonsumsi ketika berbuka puasa. Akan tetapi yang perlu menjadi catatan, kurma dengan karbohidrat kompleks dan GI rendah adalah kurma asli yang masih segar. Kurma segar nutrisinya sangat tinggi tapi kalorinya rendah. Sedangkan di Indonesia kebanyakan yang beredar di pasaran adalah manisan kurma yang mengandung gula sangat banyak untuk keperluan pengawetan.

Lalu bagaimana dengan sirup?

Sirup mengandung kadar gula dan glikemik indeks yang sangat tinggi. Padahal ketika berpuasa, kadar gula dalam darah kita menurun. Jika perut kita yang kosong seharian langsung diisi dengan makanan atau minuman yang tinggi gula maka respon insulin dalam tubuh akan melonjak. Dengan kata lain gula darah dalam tubuh pun akan meningkat dengan cepat. Hal ini sangat tidak sehat dan tidak baik untuk tubuh. Selain itu, makin tinggi respons insulin dalam tubuh, maka akan meningkat juga respon tubuh untuk menimbun lemak.

Teori ini sejalan dengan hadits Rasulullah yang menganjurkan untuk berbuka dengan kurma, jika tidak ada maka cukup berbuka dengan air putih saja. Ingat ya, kurma itu tidak dapat digantikan dengan sirup atau makanan minuman manis lainnya. 

Jadi masih mau berbuka dengan yang manis?

 #RWC #RamadhanWritingChallenge #ODOP #OneDayOnePost #Day1

Senin, 30 April 2018

Resensi Buku: Bumi


Semangat pagi Penikmat Kopi. 

Aku mau nulis resensi novel dari penulis favoritku nih, Tere Liye. Bukan seperti novel-novel sebelumnya yang menceritakan dunia nyata dengan segala warna-warni kehidupannya, kali ini Tere Liye menyuguhkan cerita fantasi. Membaca novel berjudul Bumi ini mengingatkanku pada serial Harry Potter. Novel Bumi adalah buku pertama dari 4 buku dalam serial ini. Buku berikutnya adalah Bulan, Matahari dan Bintang.

Judul: Bumi

Penulis: Tere Liye

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Kota Penerbitan: Jakarta

Tahun Terbit: 2014

Cetakan: Kelimabelas, Januari 2017

Ketebalan: 440 halaman

ISBN: 978-602-03-3295-6

Namaku Raib, usiaku 15 tahun, kelas sepuluh. Aku anak perempuan seperti kalian, adik-adik kalian, tetangga kalian. Aku punya dua kucing, namanya si Putih dan si Hitam. Mama dan papaku menyenangkan. Guru-guru di sekolah  seru. Teman-temanku baik dan kompak.
Aku sama seperti remaja kebanyakan, kecuali satu hal. Sesuatu yang kusimpan sendiri sejak kecil. Sesuatu yang menakjubkan.
Namaku Raib. Dan aku bisa menghilang.
Bercerita tentang Raib, seorang gadis kelas sepuluh SMA yang suka membaca dan suka pelajaran bahasa. Raib hanya gadis biasa sama dengan yang lainnya kecuali tentang keistimewaan yang dimilikinya. Dia bisa menghilang jika menutupkan kedua tangan di wajahnya. Keistimewaan ini sudah dimilikinya sejak umur 2 tahun. Tidak satu orang pun mengetahui hal ini.

Sampai suatu hari Ali, si kutu buku, teman sekolahnya mengetahui keistimewaan Raib. Mereka sama-sama sedang dihukum Miss Selena, guru matematika, karena tidak mengerjakan tugas. Raib menghilang dan Ali melihat prosesnya. 

Suatu hari Raib mengalami kejadian aneh di rumahnya. Ada sosok tinggi kurus yang tiba-tiba muncul di cermin kamarnya. Tamus, mengaku kenal Raib sejak ia kecil. Anehnya, si Hitam kucing milik Ra, panggilan Raib, ada di balik cermin bersama sosok itu. Tamus memberitahu jika Ra bisa menghilangkan barang yang ada di sekitarnya. 

Ra juga mendapatkan buku PR matematika dari gurunya yang berisi pesan singkat yang aneh. Pesannya adalah apapun yang terlihat, boleh jadi tidak seperti yang kita lihat. Apapun yang hilang, tidak selalu lenyap seperti yang kita duga. Ada banyak sekali jawaban dari tempat-tempat yang hilang. Kamu akan memperoleh semua jawaban. Masa lalu, hari ini, juga masa depan.

Keanehan demi keanehan semakin sering hadir dalam hidup Ra sejak pertemuannya dengan Tamus. Termasuk terjadinya kekecauan di dekat sekolah yang merobohkan gardu listrik dan hampir mengenai tubuh Ra dan Selly, sahabatnya. Pada kejadian itu tiba-tiba Selly bisa mengeluarkan listrik dari tangannya dan Ra bisa menghilangkan gardu listrik itu. Ali, si kutu buku, yang melihat kejadian itu mengajak mereka untuk segera lari ke aula sekolah. 

Ternyata cerita lebih seru justru berawal di aula sekolah tersebut. Raib, Selly dan Ali bertemu dengan Tamus dan anak buahnya. Tamus ingin membawa Raib ke dunia Bulan agar membantunya membangkitkan kembali Si Tanpa Mahkota yang dipenjara di Penjara Petak Bayangan Tanpa Bayangan.

Kejadian ini mengungkap fakta tentang asal usul Raib, Selly, Ali dan Miss Selena, sang guru Matematika. Raib dan Miss Selena adalah keturunan klan Bulan. Sedangkan Selly adalah klan Matahari dan Ali adalah manusia biasa dari klan Bumi. 

Membaca novel ini memerlukan waktu lama karena aku harus beberapa kali menutup dan membuka kembali bukunya. Tere Liye selalu berhasil membuat aku larut dalam ceritanya. Ada rasa tegang, takut, dan penasaran sekaligus ketika membacanya. 

Meskipun novel ini berisi cerita fantasi, Tere Liye tetaplah penulis yang handal. Dia tetap menunjukkan ciri khas tulisannya yaitu detail dalam menggambarkan setiap latar tempat, waktu maupun konflik yang terjadi. Tere Liye selalu sukses membuat cerita yang mengalir tapi tajam dan mampu menghipnotis pembaca untuk larut ke dalam imajinasinya.

Tengkleng Gajah Jogja


Semangat pagi Penikmat Kopi.

Yuhuuuuu paling semangat kalau mau nulis tentang kuliner. Ngetik sambil bayangin makanan enak itu rasanya....

Lapar. Hahahaha.

Baiklah, kali ini aku mau berbagi info tentang kuliner Jogja yang sedang ngehits. Aku ke sini akhir Maret lalu waktu berlibur bareng my little family. Hasil dari browsing kuliner fenomenal Jogja membawa langkah kami ke Warung Tengkleng Gajah.

Waktu aku upload foto di medsos tentang Tengkleng Gajah, banyak yang nanya, beneran daging gajah ya? Heloooo, gak mungkin juga kaleee pakai daging gajah. Masa gajah makan gajah. :-D 

Sebenarnya semua menu yang ada di warung ini berbahan dasar daging kambing. Hanya saja potongan tulang kambingnya yang berukuran besar saat disajikan membuat orang menyebutnya dengan tengkleng porsi gajah. Kemudian jadilah Warung Sari Roso Mulyo ini lebih dikenal dengan nama Warung Tengkleng Gajah.



Warung Tengkleng Gajah sebenarnya hanya warung sederhana. Terletak di Jl. Kaliurang KM. 9.3, Bulurejo, Minomartani, Ngaglik, Kabupaten Sleman. Lokasinya mudah dijangkau dari pusat kota. Dari perempatan jalan Kaliurang di Ringroad Utara kalian ambil saja arah utara sampai sekitar 9 km. Lalu cari pertigaan ke arah timur (kanan) sebelum lampu merah Merapi View. Nah, lokasi Tengkleng Gajah ada di sebelah kanan, sekitar 1 km dari pertigaan tersebut.

Saran aku sih kalau ke sini jangan pas perut sudah dalam kondisi lapar. Karena dijamin kalian bakal kelaparan lebih lama. Antrinya ruarrrrrr biasa, apalagi saat musim liburan. Kemarin aku tergolong beruntung, karena datang langsung dapat meja kosong. Tapi bukan berarti aku gak nunggu lama lho. Aku dan keluarga masih harus menunggu sekitar 45 menit sampai hidangan diantar ke meja. Itupun di tempat tunggu sudah banyak tamu yang mengincar meja kita. 

Oh ya, untuk pemesanan makanan, kita langsung ambil buku menu dan kertas untuk menulis pesanan di meja dekat kasir. Lalu langsung dikasih ke bagian dapur biar lebih cepat diproses. Setelah itu silahkan duduk manis dengan penuh kesabaran. Kalau perlu kita harus siapkan air mineral sebelum datang ke sini, karena minumannya pun lumayan lama sampai di meja.

Eits, kalau antrinya luar biasa, bagaimana dengan tempat parkirnya? 

Tenang saja, Warung Tengkleng Gajah menyediakan tempat parkir yang cukup luas kok untuk. Sejauh mata memandang tempat parkirnya muat sampai puluhan mobil.



Okay, sekarang kita mulai bahas makanannya. Meski antrinya ruarrrr biasa, aku bilang sih worth it  banget dengan rasa yang akan kita nikmati nantinya. Kami kemarin pesan gule, tengkleng dan sate goreng. Tiga-tiganya maknyussss. Dan harganya aku bilang sih lebih murah dibanding harga sate kambing langganan aku di rumah.


Gule kambingnya disajikan dengan irisan kubis mentah yang segar banget. Kuah kuning gulenya legit dan terasa sekali gurih bumbunya. Perpaduan rempah-rempah yang ada dalam bumbu sangat memanjakan lidah. Dagingnya pun empuk jadi anak-anak gak susah makannya. 


Tengkleng gajahnya benar-benar porsi gajah. Tulang-tulang berukuran besar disajikan dengan kuah lezat yang masih panas dilengkapi irisan kubis dan cabe rawit. Wihhhhhh, ngiler pemirsa. Pesanku sih kalau makan tengkleng gajah ini lupakan kata jaim. Nikmati satu per satu potongan tulang yang dagingnya masih melekat erat di sana. Sruput pelan-pelan kuah yang penuh dengan aroma rempah di antara tulang-tulang itu.


Sate goreng, seperti namanya menu ini adalah sate kambing yang digoreng atau ditumis lagi dengan bumbu. Disajikan dengan irisan kubis, irisan bawang merah, ketimun dan tomat. Rasa sate goreng ini lebih legit dari sate biasa. Mungkin karena ada proses ditumis lagi setelah sate matang sehingga bumbunya lebih meresap ke dalam daging. Jujur, ini adalah sate goreng paling enak yang pernah aku makan. Sebenarnya aku ingin nambah, tapi gak sanggup buat menunggu lebih lama lagi. 

Kata suamiku, kita wajib datang ke sini kalau liburan ke Jogja lagi. Wiiihh sepertinya bapak ganteng ini juga sepakat denganku kalau Tengkleng Gajah juara rasanya.

Jejamuran, Wisata Kuliner Jogja

Semangat pagi Penikmat Kopi.

Adakah yang pernah mendengar tentang Jejamuran Jogja?


Yup, Jogja punya tempat kuliner unik yang bernama Jejamuran. Sesuai dengan namanya, tempat kuliner satu ini menyajikan menu-menu unik berbahan dasar jamur. Letaknya di Jalan Pramuka No.53, Pandowoharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman. Lebih dekat ke arah Magelang sebenarnya, karena seingatku kemarin baru sampai di perbatasan Magelang - Jogja lalu belok kiri ke Jalan Pramuka ini. Sepanjang jalan banyak rumah makan serba jamur. Sepertinya daerah ini adalah sentra budidaya jamur.

Kesan pertama waktu sampai di Jejamuran adalah takut mahal. Hahaha. Beneran deh. Begitu mobil masuk lobi depan resto ini, kita disambut 2 satpam sekaligus. Welcome vie dari resto juga keren dan bersih. Trus kita disambut oleh semacam resepsionis dimana kita harus daftar dulu untuk mendapatkan meja. Tuh bener kan kalau aku mikir takut mahal. Maklum wong ndeso belum pernah makan pakai daftar dulu begini. 

Sempat terpikir memang seramai apa ya resto ini kok pakai daftar. Dan ternyata benar-benar ramai. Tapi penuhnya tamu tidak membuat resto ini tampak berantakan dan sesak. Jejamuran adalah resto paling teratur yang pernah aku datangi. Sepanjang lorong tempat makan berjejer petugas yang membawa handy talky sama dengan yang dipakai resepsionis di depan tadi. Mereka menyambut dan mendampingi tamu menuju meja. 

Tempatnya bersih, banyak kolam ikan dan pepohonan yang membawa suasana resto jadi lebih segar dan menyenangkan. Resto ini luas banget lho Penikmat Kopi. Entah ada berapa ratus kursi yang disediakan. Tapi yang pasti ada beberapa area tempat duduk. Ada yang di dalam ruangan ber-AC seperti yang aku tempati kemarin, ada yang di sepanjang lorong dengan pemandangan taman, ada yang di pinggir kolam ikan, dan ada juga yang di ujung belakang dengan fasilitas live music

Oh ya Penikmat Kopi, sebelum membahas menu sekalian aja ya aku ma membahas toilet dan mushola. Setiap mbolang kemanapun, dua area ini akan menjadi pusat perhatianku. Karena kadang ada tempat wisata atu kuliner keren tapi toilet dan musholanya gak comfortable. Nah, di Jejamuran ini benar-benar keren semua fasilitasnya. Sampai aku berpikir pemilik resto ini pasti orang dengan pemikiran super detail. Musholanya cukup besar dan bersih. Mukena dan sarung yang disediakan di sana bersih dan wangi tanpa jamur, karena jamurnya hanya ada pada makanan kalian. Hahahaha. Biasanya kan kalau kita memakai mukena di tempat umum banyak bintik-bintik hitam alias jamuran mukenanya karena jarang dicuci tuh. Nah, kalian gak bakal nemuin yang seperti itu di sini. Trus, toiletnya juga bersih. Aku melihat ada 1 petugas yang stand by di toilet dan aku melihat dia gak berhenti bekerja. Pegang lap kaca dan pel lantai terus.

Well, sudah banyak membahas tentang fasilitas, pasti sudah gak sabar untuk membahas menu ya Penikmat Kopi. Sesuai dengan namanya, Jejamuran, semua menu di sini berbahan dasar jamur. Meski ada juga beberapa pilihan menu berbahan dasar ayam, bebek dan tahu tempe. Kemarin kami memesan nasi goreng jamur, tongseng jamur, sate jamur, lumpia jamur, dan goreng tepung portabella. 

Dan aku jatuh cinta dengan semua makanannya. Enak kabeh. Rasa tongsengnya gak kalah sama tongseng daging kambing. Kuahnya mantab banget. Sate jamur dengan paduan bumbu kacang yang legit juga memanjakan lidah. Lumpia jamur alhamdulillah aku masih kebagian karena repeat order akibat kalah rebutan sama anak ragil. Goreng tepung portabella juga crunchy dan gurih. Nasi goreng jamur, kata anak-anak enaaaaakkk. Dan aku hanya kebagaian nyicip satu sendok saja. 

Sebenarnya masih penasaran dengan beberapa menu jamur lainnya. Tapi sayang, suami sudah memberikan tatapan mesra plus senyuman termanisnya. Gak jadi deh nambah menu lain lagi. :-(

Eh, hampir lupa ya buat bahas tentang pelayanan dan waktu tunggu setelah pesan makan. Pelayanannya di sini benar-benar OK. Ramah, cepat, dan aku paling suka dengan kebersihannya. Meja-meja yang baru ditinggalkan penggunanya langsung dibersihkan jadi kinclong lagi. 

Untuk urusan harga jangan khawatir Penikmat Kopi. Harganya masih bersahabat dengan kantong kok. Setidaknya dibandingkan dengan rasa, pelayanan dan kenyamanannya. 

Pokoke puas banget deh kulineran di sini. 




Menuju pintu keluar ada satu spot unik lho, di pojokan dekat kolam ikan besar ada kios penjual gorengan. Buat aku itu unik. Di dalam restoran keren kayak gini tiba-tiba ada penjual gorengan.Berhubung suami masih menatap dengan mesranya, kali ini aku gak icip-icip gorengan di sini. 

Dan tepat di tembok sebelah kios gorengan , sepanjang jalan menuju pintu keluar ada wall of fame berisi foto-foto dan kumpulan berita tentang sejarah Jejamuran. Ternyata resto ini sudah banyak mendapatkan penghargaan. Selain penghargaan atas restonya, pemilik resto juga sering mendapat penghargaan atas usahanya menaikkan derajat para jamur.

Selain mengolah jamur menjadi menu makanan yang lezat, resto ini juga menyediakan oleh-oleh serba jamur. Ada keripik, rendang sampai jamur yang masih mentah disediakan di toko oleh-oleh yang terletak di pintu keluar resto. Aku sempat icip-icip tester keripiknya dan enak semua. 


Di depan toko oleh-oleh, aku kembali menemukan spot unik. Ada satu lemari kaca yang isinya adalah berbagai barang tertingga milik pengunjung. Ada kacamata, jam tangan sampai dengan HP dan kamera. Pendapatku tentang pemilik resto ini semakin bulat, super teratur dan detail.

Pada penghujung perjalanan kita di resto Jejamuran, kita bisa melihat cara pembudidayaan jamur. Berbagai tanaman jamur ada di sini. Aku dan keluarga yang tadinya hanya tahu jamur tiram dan jamur merang, jadi tahu ternyata masih banyak jenis jamur lainnya yang bisa dibudidayakan. Tempat ini biasanya menjadi spot foto favorit pengunjung.




Nah, pembahasan terakhir tentang resto Jejamuran ini adalah tempat parkir. Resto ini punya tempat parkir yang luas dan teratur. Ada jejeran kios oleh-oleh juga di sepanjang tempat parkir. Serasa sedang berada di tempat wisata gitu. Keteraturan resto Jejamuran masih bisa dirasakan sampai ke tempat parkirnya. Ada petugas khusus yang menjaga tempat parkir dan bahkan ada 2 satpam yang khusus bertugas mambantu mengatur lalu lintas di jalan depan gerbang parkir. 

Wuah benar-benar Jejamuran ini adalah tempat kuliner yang tidak hanya memanjakan lidah. Tapi pelayanannya, kebersihannya, keteraturannya sungguh memanjakan pengunjung yang datang ke sana.



Minggu, 29 April 2018

Make Over Perfect Cover Two Way Cake

Semangat pagi Penikmat Kopi.

Jangan kaget ya kalau kali ini aku bakal bahas tentang produk kecantikan. Buat kalian yang sudah kenal secara personal pasti tahu kalau aku adalah makhluk wanita yang paling malas dandan. Mau pakai bedak waktu kerja saja sudah berkah luar biasa. Kalau ditanya kenapa, maka akan aku jawab, "Entahlah."

Nah, ceritanya akhir bulan lalu aku liburan ke Jogja bareng keluarga. Waktu mampir di Ambarukmo Plaza, ternyata sedang ada bazar produk kecantikan di sana. Relung hatiku yang terdalam sebagai seorang wanita tersentuh juga akhirnya. Lirik sana lirik sini seperti ingin beli sesuatu, tapi gak tahu mau beli apa. Jangankan eye shadow, pensil alis, atau maskara. Bedak saja aku tak punya. 

Apa? Gak percaya?

Beneran lho, aku tuh bisa banget hidup tanpa bedak. Mungkin aku terlalu percaya diri, merasa sudah cantik tanpa bedak apalagi alat perang lainnya. 

Tapi karena kemarin waktu di Jogja hati kecilku sebagai seorang wanita tersentil, akhirnya kuputuskan buat beli bedak. Hanya itu yang setidaknya kutahu cara pemakaiannya. Hahaha.

Aku agak malas sebenarnya pilih-pilih bedak, karena wajahku ini agak susah ditempeli bedak. Pernah mencoba beberapa merk tapi tetap saja gak bisa rata di wajahku. Kalaupun bertemu dengan bedak yang bisa menempel rata di wajah, biasanya dia gak tahan lama. Kalau terkena panas atau saat aku berkeringat langsung leleh bagaikan lilin terbakar api. Bisa merusak mood seketika deh. 

Makanya kemarin aku sempetin buat baca review tentang bedak, sambil nunggu suami belanja. Dan pilihan jatuh pada merk Make Over. Banyak review yang bilang bedak two way cake dari merk ini keren abis. Jadi penasaran, aku langsung deh beli. Harganya 150 ribu. 


Tampilan tempat bedaknya bagus, bulat hitam minimalis. Ada tempat spons terpisah di bawah tempat bedak jadi kesannya bersih dan higienis. Pilihan warnanya ada 8 dan kemarin aku pasrah pada pilihan mbak-mbak SPGnya. Aku dipilihkan yang nomor 4, Desert.



Bagaimana kesan pertama pemakaian bedak ini?

Kaget. Beneran deh, aku kaget. Bedak ini bisa nempel dengan baik di wajah aku. Kalau bahasa para beauty blogger, tingkat coveragenya bagus banget. Bedak ini bisa menempel dengan sempurna dan rata di wajahku. Padahal aku cuma tempelin spons pelan aja ke bedaknya lalu ke wajah. Rasanya pun ringan bukan jenis bedak yang creamy atau oily di wajah. Dan taraaaaa hasilnya bisa buat aku bilang, "Yeayyyy, akhirnya aku menemukanmu."

Ada lagi yang buatku terkesan pada Make Over Perfect Two Way Cake ini, ternyata dia tahan lama. Sampai siang bahkan sore, wajahku tetap tampak kece tanpa touch up. Wuahhh ini mah jodoh namanya. Alhamdulillah.

Hasil pemakaian Make Over Perfect Two Way Cake sesuai banget sama tagline yang ada pada minicard dalam kemasannya, 'with no touch up needed, this long lasting two way cake will be your best everwhere anytime.' Kalimat ini mewakili kata hatiku banget deh. 

Sepertinya cuma itu yang bisa aku ceritakan dari Make Over Perfect Two Way Cake, karena pengetahuan dan kosakataku di bidang fashion and beauty masih nol banget. Pakai bedak aja berkah apalagi punya pengetahuan di bidang itu ya. Hahaha. 


Tapi aku akan berbagi sedikit info tentang Make Over Perfect Two Way Cake ya. 

Bedak ini mengandung berbagai macam minyak alami yang bermanfaat untuk menjaga kelembaban kulit. Minyak alami itu antara lain macademia nut oil, jojoba seed oil, soybean oil, avocado oil, chamomile flower extract dan bran extract. 

Make Over Perfect Two Way Cake juga punya 8 pilihan warna yang membuat kita lebih mudah memilih mana yang paling sesuai dengan wajah. Agar tidak salah beli, sebaiknya kita mencoba beberapa warna dulu. Kategori shade Make Over Perfect Two Way Cake berikut bisa dijadikan acuan dalam memilih warna yang tepat:

01 - Lace : untuk kulit terang dengan undertone kuning
02 - Coral : untuk kulit terang dengan undertone pink
03 - Maple : untuk kulit medium dengan undertone kuning
04 - Desert : untuk kulit medium dengan undertone pink
05 - Cinnamon : untuk kulit gelap
06 - Cappucino : untuk kulit gelap
07 - Espresso : untuk kulit sangat gelap
08 - Honey : untuk kulit gelap

Nah, semoga review tentang Make Over Perfect Two Way Cake di atas berguna buat kalian semua ya Penikmat Kopi. Terutama buat kalian yang selalu percaya diri bisa hidup cantik tanpa bedak. Coba deh bedak ini, dijamin level percaya diri kalian akan naik beberapa tingkat. 

#kelasNonFiksi #ODOP #ODOPBatch5 #tantanganreviewproduk