Sabtu, 27 Maret 2021

Empat Musim Di Jepang

Rindu aroma liburan adalah sebuah rasa yang banyak bermunculan di benak kita setelah setahun terkurung oleh pandemi. Kita sudah melewatkan liburan lebaran dan liburan akhir tahun dimana biasanya menjadi jadwal piknik bersama keluarga. Mungkin beberapa dari kita ada yang sudah tak bisa menahan angan untuk berlibur dengan piknik tipis-tipis ke destinasi terdekat. Tapi ada juga yang sama sekali belum berani melangkah ke tempat keramaian. 

Bosan, itu pasti dikatakan oleh banyak orang karena banyak kegiatan seru yang harus dilewatkan dulu di masa pandemi seperti ini. Kita harus pintar-pintar mencari kegiatan-kegiatan untuk mengisi hari 'di rumah saja'. Membaca buku mungkin menjadi salah satu kegiatan seru di masa pandemi, apalagi membaca buku tentang destinasi wisata. Tanpa perlu pergi jauh atau datang ke keramaian tempat wisata, tapi kita mendapatkan rasa liburan. 

Ada satu buku yang bagus dan benar-benar membawa imajinasi kita seperti nyata untuk berlibur ke Jepang. 'Japan Beyond Tokyo' ditulis oleh Evan Yovian seorang pelajar di Inspire Travel and Tourism Learning Center Jakarta. Buku ini membawa kita untuk berjalan-jalan menyusuri berbagai destinasi wisata keren di berbagai wilayah Jepang, bukan hanya Tokyo. Mulai dari wisata alam, wisata budaya, wisata belanja hingga wahana permainan yang menyenangkan ada dalam buku ini. 

Jepang merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki 4 musim, yaitu musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin. Tak perlu bingung untuk menentukan waktu yang tepat untuk berlibur ke Jepang karena setiap musim memiliki masing-masing keistimewaanya. Pada musim semi, kita bisa menikmati indahnya pohon sakura yang bermekaran. Pada musim panas kita bisa menonton beberapa festival yang memang khusus diadakan pada musim ini. Pada musim gugur kita bisa menikmati pemandangan dedaunan pohon berubah warna menjadi merah kekuningan, tak kalah cantik dengan pemandangan pada musim semi. Pada musim dingin, kita bisa menikmati salju dan menikmati kuliner hangat. 

Sumber foto: https://matcha-jp.com/

Musim Semi (haru)

Musim semi adalah suasana paling menyenangkan di Jepang. Pada musim semi yang terjadi bulan Maret hingga Mei, udara terasa hangat, tidak terlalu dingin juga tidak terlalu panas. Daya tarik musim semi di Jepang adalah bermekarannya bunga sakura yang biasanya terjadi pada akhir Maret hingga awal April. Jika bunga sakura sudah bermekaran, orang Jepang akan melakukan hanami, yaitu duduk- duduk di bawah pohon sakura untuk menikmati keindahannya sambil memakan bekal bersama teman atau keluarga. Akan tetapi kita hanya boleh menikmati keindahannya saja, tidak boleh memetik bunganya.  Biasanya akan ada jadwal perkiraan waktu mekarnya bunga sakura pada tiap-tiap daerah di Jepang.

Sumber foto: https://matcha-jp.com/


Selain melakukan hanami, pada musim semi juga merupakan waktu yang tepat untuk menikmati keindahan Gunung Fuji. Gunung tertinggi di Jepang ini memiliki tinggi 3.776 meter di atas permukaan laut dan dikelilingi oleh lima danau, yaitu  Yamanakako, Saiko, Shojiko, Motosuko dan Kawaguchiko. Danau Kawaguchiko merupakan salah satu danau yang paling berkembang sebagai destinasi wisata dibanding danau lainnya, karena tempat ini adalah titik terbaik untuk menyaksikan keindahan Gunung Fuji. Akan tetapi jika kita ingin mendaki ke puncak Gunung Fuji, hanya bisa dilakukan pada 1 Juli hingg 26 Aguustus ketika pendakian dibuka untuk umum.

Sumber foto: https://anekatempatwisata.com/

Musim Panas (natsu)

Pada musim panas di Jepang, matahari akan bersinar dengan kuat, suhu meningkat dan kelembaban udara tinggi. Jika kita mengunjungi Jepang pada musim panas yaitu sekitar bulan Juni hingga Agustus, kita bisa mengikuti berbagai festival musim panas (Natsu Matsuri) yang rutin diadakan di sana. Ada festival Nebuta di Kota Aomori, Perfektur Aomori yang diadakan setiap tanggal 2 - 7 Agustus. Dashi (mobil yang dihias pada saat festival) pada festival ini mengangkut boneka kertas besar warna warni dan di sekitarnya dikelilingi oleh penari yang disebut Haneto. 

Ada juga festival Sanja di Asakusa, Tokyo yang diadakan selama tiga hari sejak Jum'at ketiga pada bulan Mei. Festival yang diadakan di kuil Asakusa ini merupakan bentuk persembahan untuk Dewa Air "Sanja Sama" agar memberikan kesuburan. Orang-orang akan mengarak mikoshi berkeliling kota. Mikoshi adalah kuil portabel yang dianggap sebagai kendaraan dewa dari setiap kuil.

Festival Sanja di Asakusa. 
Sumber foto: https://matcha-jp.com/


Festival berikutnya adalah Festival Yosakoi di Kota Kochi, Perfektur Kochi. Peserta festival akan menari sambil membawa naruko, yaitu sebuah alat yang mengeluarkan suara untuk menghalau vermin hama perusak. 

Ada juga Daimonji Gozan Okuribi Fire Festival di Kyoto. Pada festival ini ratusan api unggun dinyalakan di sisi pegunungan yang mengelilingi Kyoto sehingga membentuk huruf Kanji Jepang dengan ukuran raksasa jika disaksikan dari kejauhan. pada festival ini juga dipertunjukkan tarian Obon, sebuah tarian untuk menyambut arwah para leluhur yang turun ke bumi. Pada akhir festival, orang-orang akan menyalakan lilin dan lampion untuk mengantarkan arwah leluhur pulang ke alamnya.

Masih banyak lagi festival yang bisa ditonton pada musim panas di Jepang, anatara lain Festival Awa Odori di Perfektur Tokushima, Festival Niihama Taiko di Perfektur Ehime, Festival Yosakoi Saseo di Kota Sasebo, Perfektur Nagasaki, Festival Yosakoi di Kota Sapporo, Perfektur Hokaido dan lain sebagainya. 

Ketika menonton festival musim panas di Jepang, jangan lupa untuk mengunjungi Yatai, kios-kios yang menjual jajanan-jajanan tradisional Jepang seperti takoyaki dan kakigori (es serut khas Jepang).

Musim Gugur (aki)

Pemandangan musim gugur di Jepang tak kalah cantik dengan musim semi. Memasuki bulan September hingga November, panas mulai mereda, kelembaban udara turun sehingga udara menjadi kering. Pada musim ini kita akan melihat dedaunan berganti warna menjadi kuning kemerahan, biasanya disebut dengan istilah momiji. Banyak wisatawan yang datang untuk menikmati indahnya pemandangan musim gugur seperti di daerah Kyoto, Nara, Nikko, perfektur Nagano, gunung Takao di Tokyo, gunung Hachimantai di Tohoku dan beberapa kuil atau taman di berbagai wilayah di Jepang. 

Sumber foto: https://www.japantrips.co/

Salah satu kuil indah yang bisa kita kunjungi adalah Fushimi Inari Shrine. Kuil ini merupakan persembahan terhadap Inari Ookami, dewa beras dan perdagangan dalam kepercayaan Shinto. Kuil ini juga merupakan pusat dari 32.000 sub kuil Inari yang tersebar di seluruh wilayah Jepang. Terletak di Gunung Inari dengan ketinggian 233 meter di atas permukaan laut, kuil ini memiliki tori atau gerbang raksasa berwarna merah. Selain itu kita juga akan menemukan Senbon Torii (seribu torii) di bagian belakang kuil utama. Senbon Tori merupakan ribuan torii yang bercabang dua dan membentuk terowongan. Ribuan torii ini merupakan sumbangan dari berbagai pihak seperti pebisnis dan berbagai perusahaan di Jepang. Dan sebagai penghargaan, nama donatur dituliskan pada setiap torii yang disumbangkan. 

Sumber foto: https://matcha-jp.com/


Pada musim gugur kita juga bisa menikmati beberapa festival yang diadakan seperti Festival Musim Gugur Shimogamo di Kyoto, Perayaan Musim Gugur Sawara-no-Taisai Matsuri di Chiba, Ueno Teijin Matsuri, Festival Api Kurama dan masih banyak lagi. Selain itu, pada musim gugur kita juga bisa menemukan banyak toko yang menjual berbagai baju musim panas dengan harga diskon besar-besaran.

Musim Dingin (fuyu)

Musim dingin di Jepang terjadi dari bulan Desember hingga bulan Februari. TApi biasanya di wilayah utara seperti Hokkaido, salju mulai turun pada bulan Nobember. Begitupun pada Perfektur Aomori, Perfektur Akita, Perfektur Iware, Perfektur Yamagata dan sebagainya. Sementara itu di daerah Tokyo, Osaka dan Fukuoka jarang sekali turun salju.

Pada musim dingin banyak wisatawan yang datang ke Jepang untuk bermain ski ataupun menikmati pemandangan di kuil-kui Jepang yang sedang ditutupi salju. Selain bermain ski, kegiatan yang biasa dilakukan pada musim dingin adalah berendam menikmati air panas (onsen). 

Menikmatai makanan khas musim dingin tentunya juga tidak boleh dilewatkan. Ada Nabe, makanan hangat semaca sup yang disajikan di panci panas dan dimakan bersama-sama mengelilingi meja. Ada juga tradisi omisoka yaitu kegiatan memakan soba, sejenis mi Jepang pada tanggal 31 Desember pada saat pergantian ke tanggal berikutnya. Lalu, dari tahun baru hingga tiga hari sesudahnya disebut shogatsu dimana orang-orang akan menikmati masakan khas tahun baru yaitu osechi ryori dan minum sake, sejenis minuman beralkohol di Jepang.

Pada pertengahan Desember hingga pertengahan Januari juga merupakan waktu yang tepat untuk melakukan wisata belanja di Jepang. Karena pada bulan-bulan ini banyak toko retail ataupun shopping mall yang memberikan diskon spesial. 

Sapporo Snow Festival di Odori Park
Sumber foto: https://liburankejepang.com/


Kita juga bisa mengunjungi beberapa festival musim dingin seperti Sapporo Snow Festival di Odori Park pada bulan Februari. Festival ini menyajikan banyak karya pahatan es berukuran besar. Selain di Odori Park, festival serupa juga diadakan di Distrik Susukino dan Tsudome. 

Begitulah keindahan Jepang pada empat musimnya. Jadi mau ke Jepang di musim apa? 

Pada musim apapun kita berkunjung ke Jepang, akan terasa menyenangkan jika bersama orang-orang tercinta yaitu keluarga. 


_____________________________________________________________________________

Referensi:

Buku Japan Beyond Tokyo

https://matcha-jp.com/

https://livejapan.com/

https://anekatempatwisata.com/

https://www.japantrips.co/

https://liburankejepang.com/

#RCO9

#ReadingChallengeODOP

#OneDayOnePost



Selasa, 16 Maret 2021

Tak Apa Jadi Biasa Saja

 


Aku tak seperti mereka

Cantik, anggun, bersahaja, multitalenta

Aku hanya begini saja

Aku bukan siapa-siapa


Bercermin kuterpaku

Mengamati dia di depanku

Mampumu rata-rata meski tak juga dungu

Tak bisakah kau lebih dari itu?


Tak bisa aku acuh

Lihat sekitarku terus tumbuh

Secepat apapun kukayuh

Tak sampai mana-mana aku, hanya bermandi peluh


Sampai kapan kau tatap mereka

Sampai kapan kau kan terpana

Kau takar hidupmu dengan ukuran sepatunya

Apakah bahagiamu dari sana asalnya? 


Berhentilah, 

Terimalah, 

Katakanlah, 

Aku memang manusia biasa saja, tak masalah

____________________________________________

Sebuah puisi yang terinspirasi dari buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat. Buku ini memberikan inspirasi pada pembacanya untuk bisa bersikap masa bodoh. Bukan berarti acuh tak acuh, tapi masa bodoh yang berarti tetap nyaman meski berbeda dari yang lainnya, tak masalah jika menjadi rata-rata bukan istimewa. Belajar untuk hidup yang tidak terlalu memperhatikan setiap orang dan setiap hal, agar kita tidak terus mencari ukuran kebahagiaan dan kesuksesan lewat sepatu orang lain. 


Judul Buku: Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat

Penulis: Mark Manson

Penerbit: PT Gramedia Widiasarana Indonesia

Jumlah halaman: 414

ISBN: 978-602-452-698-6

#RCO9 

#OneDayOnePost 

#readingchallengeodop9 


Minggu, 03 November 2019

Menghindari Obesitas ala Orang Jepang

Ketika menonton berita, film atau tayangan apapun tentang orang Jepang, kita akan sangat jarang melihat orang gemuk. Hampir sebagian besar orang Jepang memiliki postur tubuh yang ideal atau bahkan bisa kita sebut kurus jika dibandingkan dengan orang Indonesia. Konon katanya, tingkat obesitas di Jepang hanya sebesar 3,5 persen dari total jumlah penduduknya. Angka tersebut sangat berbeda dengan tingkat obesitas di Indonesia yang mencapai 21,8 persen pada tahun 2018, menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementrian Kesehatan. Hal ini bukan disebabkan karena mereka kekurangan gizi, justru karena mereka sangat sadar akan pentingnya nutrisi. Dengan tingginya tingkat kepedulian terhadap kesehatan, tak heran jika angka harapan hidup penduduk Jepang tergolong tinggi yaitu mencapai 85 tahun. 

Berikut beberapa hal yang menjadikan orang Jepang bisa memiliki postur tubuh yang ideal dan terhindar dari obesitas:

1. Bahan makanan tinggi nutrisi dan gizi seimbang

Dalam kehidupan sehari-harinya, orang Jepang selalu mengkonsumsi makanan dari bahan yang segar, tinggi nutrisi dan seimbang gizinya. Ikan, kedelai, beras, sayur dan buah merupakan bahan makanan yang sering kita jumpai pada makanan khas Jepang. Tingkat konsumsi ikan dari penduduk Jepang tergolong tinggi yaitu mencapai 86 kg per kapita per tahun. Tidak heran kalau banyak orang pintar di Jepang. Karena ikan yang dikonsumsi mengandung tinggi protein, omega-3 dan DHA yang mampu merawat saraf & kesehatan otak juga meningkatkan daya ingat otak.

2. Mengolah makanan dengan sederhana untuk mempertahankan kadar nutrisi

Makanan Jepang diolah dengan cara yang sederhana agar tidak mengurangi bahkan menghilangkan kadar nutrisi di dalamnya. Cara mengolah atau memasak merupakan kunci dari makanan Jepang. Mereka hanya memasak dengan cara mengukus, memanggang, menumis, menggoreng cepat dalam minyak sedikit, bahkan banyak juga bahan makanan yang dimakan mentah. Orang Jepang jarang sekali memasak dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang lama, karena menurut mereka hal itu akan menghilangkan kandungan nutrisi di dalam makanan. Makanan Jepang minim sekali bumbu, sangat berbeda dengan makanan Indonesia yang terkenal dengan banyak bumbu dalam makanan tradisionalnya. Mereka lebih mementingkan nutrisi daripada rasa. Orang Jepang juga lebih suka memasak sendiri makanannya dibanding membelinya di restoran. Tak heran jika  banyak dijumpai karyawan yang membawa bekal ke tempat kerjanya.

3. Menyajikan makanan dengan porsi kecil

Cara menyajikan makanan Jepang tergolong unik dan berbeda dari negara-negara lain. Di Jepang, makanan disajikan dalam porsi kecil dan tidak sampai penuh. Seluruh makanan mulai dari pembuka sampai penutup disajikan bersamaan dimana setiap jenis makanan diletakkan pada mangkok atau piring terpisah. Cara ini dipercaya bisa membuat orang lebih awas terhadap porsi makannya dan menghindari makan secara berlebihan.

4. Menikmati makanan dengan perlahan

Orang Jepang memiliki kebiasaan untuk makan secara perlahan dan berhenti sebelum kenyang. Makan perlahan memang memiliki manfaat yang baik untuk tubuh. Ketika makan dengan perlahan, maka kita akan lebih cepat kenyang sehingga porsi makan akan terjaga alias tidak berlebihan. Selain itu dengan makan perlahan maka makanan akan dikunyah sampai halus sehingga lambung tidak perlu bekerja keras mencerna makanan. Nutrisi makanan akan lebih mudah diserap oleh tubuh.

5. Suka jalan kaki dan bersepeda

Sebagian besar penduduk Jepang memanfaatkan moda transportasi publik seperti kereta api dalam kegiatan sehari-harinya. Perjalanan dari rumah ke stasiun, lalu dari stasiun ke tempat kerja, belanja, dll ditempuh dengan jalan kaki. Orang Jepang rata-rata berjalan kaki sebanyak 8.000 langkah per hari yang bisa membakar kalori sebanyak 220 kalori. Selain itu, sepeda juga menjadi alat transportasi favorit penduduk Jepang. Sepeda merupakan kendaraan wajib bagi murid sekolah dasar dan sekolah menengah di sana. Sehingga ketika dewasa, mereka sudah terbiasa untuk bersepeda kemana-mana.

6. Memperoleh pengetahuan tentang nutrisi sejak dini

Sekolah dasar dan menengah di Jepang menyediakan makan siang untuk murid-muridnya. Makanan yang disediakan tentunya tidak sembarangan. Ada ahli gizi yang dipekerjakan di setiap sekolah untuk memastikan menu makan siang yang disajikan mengandung nutrisi tinggi dan gizi seimbang. Bukan hanya itu, para ahli gizi di sekolah juga memastikan proses pengolahan makanan atau cara memasaknya juga benar agar kadar nutrisinya terjaga. Dari makan siang itulah murid-murid dikenalkan terhadap menu makanan yang baik  dan benar.

7. Rutin mengkonsumsi teh hijau

Dalam makanan Jepang, jarang ditemui makanan penutup terutama yang manis-manis seperti di Eropa. Kalaupun ada, buah dan teh hijau (ocha) menjadi pilihan menu penutup. Teh hijau merupakan minuman wajib yang harus tersedia setiap hari. Orang Jepang bahkan katanya bisa meminum teh hijau sebanyak 2 liter sehari. Teh hijau dipercaya bisa mengurangi penyerapan lemak dalam tubuh, meningkatkan intensitas pembakaran lemak, menurunkan kadar kolesterol & tekanan darah, juga meredakan stres dan depresi. Tentunya teh hijau dinikmati tanpa gula sehingga rasa yang didapatkan tawar dan cenderung pahit. 

8. Terikat aturan pemerintah

Pemerintah Jepang memiliki peraturan yang unik terkait dengan kegemukan atau obesitas. Lingkar pinggang pria ditetapkan maksimal sebesar 33,5 inch dan lingkar pinggang wanita maksimal 35,4 inch. Jika melebihi ketentuan ini, maka akan dikenakan denda dan wajib melakukan diet. Bahkan, jika suatu perusahaan memiliki karyawan yang kegemukan atau obesitas maka perusahaan tersebut diharuskan menanggung biaya diet karyawannya itu. Sungguh peraturan yang sangat unik.

Bagaimana? Apakah kalian mau mencoba cara menghindari obesitas ala orang Jepang?

Kamis, 30 Agustus 2018

Ketika Ide Hilang Entah Kemana

Selamat malam para penikmat kopi,

Selamat malam juga untuk kalian para writer wanna be yang belum apa-apa sudan tak tahu mau menulis apa. Kalau hari ini kalian lagi buntu, gak tahu mau menulis apa, tiba-tiba merasa si ide hilang entah kemana, berarti kita sama. 

Rasanya ini hal yang wajar kok. Aku pernah mengaku tak pernah kehabisan ide karena apapun yang kita dengar, kita lihat, kita rasakan itu bisa menjadi bahan tulisan. Tapi semangat menulis itu seperti grafik perkembangan berat badan, kadang naik kadang turun. Nah, saat ini mungkin grafik semangat menulisku sedang menikuk curam ke landasan. 

Lalu kalau hal ini terjadi, apa yang harus kita lakukan?

Pasrah begitu saja untuk tidak menulis atau berusaha mencari ide yang hilang entah kemana itu? Trus kemana mencari si ide yang tak meninggalkan pesan bahkan untuk sepatah kata saja?

Kalau ide sedang menghilang,  kita bisa mencoba beberapa cara berikut ini:

1. Jalan-jalan

Siapa tahu kan ya nanti pas jalan-jalan kita melihat pemandangan indah yang sungguh mengagumkan lalu bisa kita deskripsikan indahnya melalui tulisan. Atau kita mengunjungi salah satu tempat kuliner yang bisa direview dan menjadi informasi berharga untuk para pemburu kuliner seperti aku.

2. Mendengarkan musik

Selain bisa menenangkan pikiran, konon lirik dari lagu yang kita dengar akan membawa inspirasi cerita yang bisa kita tuangkan lewat goresan pena. Dengarkan baik-baik, resapi maknanya, hayati setiap alunan nadanya. Tapi hati-hati jaga mata agar tak terpejam tiba-tiba.

3. Membaca

Pilihlah buku-buku yang memang disukai, agar pikiran kita bisa rileks dan senang. Jangan buka buku tabungan karena selain pikiran semakin runyam, si ide pun akan bersembunyi semakin dalam.

4. Ngobrol dengan teman

Ini tips jitu sekali. Kala kita gak punya ide untuk nulis apa, cukup datangi salah seorang teman kita. Lalu minta dia untuk cerita apa saja. Kalau perlu pancing dia untuk curhat masalah terbarunya. Ketika teman kita bercerita panjang lebar, jangan lupa untuk menyalakan ingatan kita agar bisa merekam setiap kata demi kata yang terucap darinya. Lumayan, satu curhatan teman bisa jadi satu cerpen bahan tulisan kita. Kalau dalam sebulan dia curhat setiap hari pada kita, dijamin bulan depan novel kita siap untuk diterbitkan.

Demikian sedikit tips dan trik untuk membawa kembali si ide yang menghilang entah kemana. Selamat menulis, selamat berkarya.



Rabu, 29 Agustus 2018

Bukan Tak Ada

jarum jam terus berputar tanpa peduli ada cerita apa di balik setiap gerakannya

dia tak peduli ada hati yang memulihkan diri dari sebuah jarak yang tercipta

meski langkah tak lagi gontai, tetaplah hari banyak terasa hampa

sekuat jiwa berupaya melangkah tanpa ada dua mata menatap manja

setegar hati yang menerima sang pemilik tatapan lembut tlah jauh dari jangkauannya

bukan hilang, bukan pergi, bukan itu semua

keadaan hanya membuatnya sedikit berubah

keadaan hanya membuatnya tak bisa mengucap selamat pagi padanya

keadaan hanya membuat tak ada senyuman pembangkit semangat yang terlontar dari wajahnya

bukan.... bukan....
bukan, dia bukan tak ada

dia hanya tak tampak di hadapan mata

pun senyumnya masih jelas teringat di kepala

pun peluknya seakan masih hangat terasa

sepanjang jalan yang pernah dilalui bersama pun masih mencatat jelas cerita panjang kenangan kita

antara aku dan kamu yang tak jelas awalnya pun tak rela dikatakan berakhir begitu saja

Rabu, 22 Agustus 2018

Mencoba Menulis Lagi

Sudah lama gak nulis, sudah lama gak ngeblog. Jari-jari ini jadi agak kaku untuk berseluncur di atas keyboard. Sama halnya seperti pisau, kalau lama tidak diasah maka akan berkurang ketajamannya. Begitupun dengan jari dan pikiran ini. Jika jari ini terasa kaku, pikiran ini terasa membeku. Tak lancar lagi rasanya tuk menguntai aksara menjadi sebuah cerita indah. 

Hari pertama ikut 30 Day Writing Challenge (30DWC) jilid 14 agak bingung mau menulis apa. Sementara menulis curahan hati dulu lah. Pemanasan dulu. Melemaskan jari jemari, melatih kembali pikiran agar bersahabat kembali dengan susunan huruf dan kata. 

Kenapa sih ikut 30DWC lagi?

Seru aja, banyak ilmu yang didapat di sana. Karena tiap jilid kita akan mendapatkan teman-teman baru maka ilmu yang didapat pun akan berbeda. Bukan hanya ilmu menulis tapo juga ilmu memahami karakter berbagai macam teman. 

Dulu di jilid 12 mencoba menantang diri untuk menjadi guardian di momen pertama ikut 30DWC. Sati squad dengan anak-anak muda yang hebat. Dan benar saja hampir setengah dari anggota squad jilid 12 sudah menerbitkan buku solonya lho. Jangan tanya kapan buku soloku terbit ya? Hahaha
 
Jilid 13 gak berani jadi guardian lagi karena gak sanggup membagi waktu dan perhatian. Di jilid ini mendapatkan squad yang luar biasa. Banyak emak-emaknya tapi semangat dan kemampuannya luar biasa. Dari mereka aku belajar nulis fiksi yang ternyata seru. Meski belum menghasilkan karya berupa buku, tapi menurutku tulisan teman-teman di squad ini keren abis. 

Lalu bagaimana dengan jilid 14 ini? 

Kita lihat saja nanti, semoga lebih seru dari dua jilid sebelumnya. 

#30DWC #30DWCjilid14 #squad6 #day1

Senin, 11 Juni 2018

Sebatas Karsa Amalia

"Maafkan ibu dan bapak ya, Nak. Kami hanya gak mau kamu nanti berhenti kuliah di tengah perjalanan," kata ibu sambil membelai lembut kepala Amalia yang sedang terisak. 

Mebangun karsa sekokoh baja untuk bisa mencapai target hidup yang sudah dicatatkannya pada menara cita ternyata harus berakhir dengan air mata. Amalia tidak akan pernah menjadi dokter. Bapak dan ibunya tidak memberikan izin untuk kuliah di jurusan kedokteran. Amalia tidak menyangka sama sekali akan keputusan yang diambil oleh orangtuanya. 

Padahal sejak dulu, mereka selalu mendorong Amalia untuk masuk sekolah-sekolah terfavorit di kotanya. Bapak dan ibu selalu bilang kalau mereka rela bekerja keras asal Amalia bisa belajar di sekolah yang terbaik. Amalia harus mendapatkan pendidikan yang terbaik agar masa depannya nanti lebih cerah dibanding bapak dan ibu. 

"Kenap kali ini aku gak boleh kuliah di jurusan yang difavoritkan banyak orang, Bu? Aku janji akan mencari beasiswa nanti," kata Amalia dalam isak tangisnya yang tak kunjung henti.

Sudah sejak SMP Amalia menuliskan jurusan kedokteran pada anak tangga di dinding luar gambar menara yang ditempelkannya di tembok. Sejak SD, Amalia menggambar menara itu. Dia menuliskan cita-citanya di sana. Dikucilkan teman-teman SD dari pergaulan hanya karena dia berasal dari keluarga yang tidak mampu, membuatnya termotivasi untuk menempuh pendidikan yang terbaik. Amalia ingin menunjukkan pada teman-temannya kalau dia bisa lebih maju dibanding mereka. Teman-teman boleh punya orangtua yang kaya, tapi urusa prestasi sekolah, Amalia memastikan hanya dia yang punya.

Tapi kali ini, apa menjadi dokter hanya akan sebatas karsa?

Ibu kembali mengusap lembut rambut hitam anaknya, "Kamu bisa jadi orang meski gak masuk kedokteran, Amalia. Selama kuliahmu bisa selesai kau bisa kerja di tempat terbaik. Kalau kulliah kedokteran tapi gak selesai, percuma saja. Kau tidak akan jadi apa-apa. Maafkan ibu dan bapak, Nak."

Amalia bergegas bangun dari posisi telungkupnya begitu merasakan tetes air mata ibu di pipinya. Bagaimana mungkin dia membuat ibunya menangis? Selama ini Amalia selalu berusaha untuk tidak mengecewakan ibu. Tapi sekarang karena besarnya ego untuk kuliah kedokteran justru membuat ibunya menangis.

Merasakan air mata ibu membasahi pipi itu jauh lebih menyakitkan dibanding merasakan kekecewaan tidak bisa kuliah kedokteran. Amalia segera menyeka air mata di pipi ibunya. Menatap dalam mata bening wanita yang telah berjuang untuk hidupnya selama ini. Amalia pun menghambur dalam pelukan ibunya. Isaknya semakin dalam.

Dipeluknya ibu erat-erat, "Maafkan Amalia, Bu. Amalia janji akan menjadi yang terbaik untuk bapak dan ibu meski gak kuliah kedokteran. Maafkan Amalia."

#30DWCJilid13 #Squad10 #Day26
This entry was posted in