Semangat pagi Penikmat Kopi.
Tragedi kekerasan dalam dunia pendidikan kembali terjadi. Seorang guru SMK di Purwokerto menampar muridnya dengan keras di depan kelas. Peristiwa yang terjadi pada Kamis, 19 April 2018 ini menambah daftar hitam dunia pendidikan.
Tragedi kekerasan dalam dunia pendidikan kembali terjadi. Seorang guru SMK di Purwokerto menampar muridnya dengan keras di depan kelas. Peristiwa yang terjadi pada Kamis, 19 April 2018 ini menambah daftar hitam dunia pendidikan.
Sang guru melakukan tindakan ini dengan sengaja bahkan dia meminta agar direkam dalam sebuah video. Tampak dalam video tersebut betapa keras tingkat tamparan yang diberikan pada siswanya. Dalam video klarifikasi yang diunggah setelah kejadian, sang guru mengatakan bahwa tujuannya memukul adalah dalam rangka mendidik siswa-siswanya. Dia juga mengatakan kalau dulu dididik dengan cara kekerasan. Ia memahami rasa sakit itu sebagai pengingat agar para siswa tidak bertindak keterlaluan lagi.
Najeela Shihab dalam bukunya yang berjudul Keluarga Kita mengatakan jika pola pengasuhan atau pendidikan pada masa lalu memang akan sangat berpengaruh pada kehidupan seseorang. Pola disiplin, penyelesaian konflik maupun tujuan belajar seseorang dipengaruhi oleh pola pengasuhan atau pendidikan masa lalunya. Anak yang dibesarkan dengan pola kekerasan akan merekam secara terus menerus pengalaman buruk ini di bawah alam bawah sadarnya. Suatu saat dia akan melakukan tindakan kekerasan yang sama bahkan lebih pada anak yang dididiknya.
Jumlah kasus kekerasa di sekolah tidak bisa dibilang sedikit. Dalam tiga bulan pertama tahun 2018 ini saja Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) telah menerima banyak pengaduan terkait kekerasan terhadap anak didik. Pelakunya beragam, mulai dari guru, kepala sekolah, petugas sekolah lainnya hingga sesama anak didik.
Dari data di KPAI diketahui jika kekerasan fisik dan anak korban kebijakan mendominasi pengaduan pada triwulan ini yaitu mencapai 72 persen. Sedangkan kekerasan psikis sebanyak 9 persen, kekerasan finansial atau pemalakan/pemerasan mencapai 4 persen dan kekerasan seksual ada 2 persen. Selain itu, ada 13 persen kasus yang viral di media sosial tidak dilaporkan tapi tetap dilakukan pengawasan oleh KPAI.
Diperlukan kerjasama dari berbagai pihak untuk mengatasi masalah kekerasan dalam dunia pendidikan. Bukan hanya pihak sekolah saja yang harus memutus mata rantai tindak kekerasan ini. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan harus meningkatkan intensitas pembinaan tenaga pendidik. Memberikan pelatihan tentang cara mendidik dengan pola yang lebih asyik dan cara yang lebih modern. Bukan hanya modern dari segi teknologi tapi modern dalam membangun kedekatan dengan para siswa.
Kerjasama dari wali siswa juga sangat diperlukan untuk mewujudkan suasana pembelajaran yang kondusif di sekolah. Memberikan pemahaman pada anak untuk selalu menghormati guru perlu dilakukan.Tak sedikit kasus kekerasan terjadi karena sang guru dipicu emosi karena kurang hormatnya siswa zaman now pada guru dan instansi pendidikan.
KPAI dan pihak yang berwajib juga perlu mengadakan pembinaan maupun sosialisasi tentang sebab akibat tindak kekerasan pada anak. Sosialisasi dan pembinaan ini tidak hanya dilakukan pada guru tapi juga pada siswa dan wali siswa agar semua semakin sadar betapa pentingnya memutus rantai tindakan kekerasan pada anak dan siswa.
*Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tantangan OPINI pada kelas NON FIKSI ODOP Batch 5
*Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tantangan OPINI pada kelas NON FIKSI ODOP Batch 5
Semoga tindak kekerasan ini tdk terulang lagi. Karakter siswa jaman skrg mmng membutuhkan kesabaran kita sbg guru.
BalasHapusItulah mbak, butuh kerjasama antara berbagai pihak untuk memutuskan rantai masalah ini. Peran orang tua juga penting, karena gak jarang orang tua jaman now justru 'mendukung' anak untuk tidak menghormati guru. Sehingga anak seperti mendapat lampu hijau melawan guru. Cukup menguras kesabaran para pendidikan toh kalau sudah begini.
HapusMiris mendengarnya, apa tidak ada tindakan lain untuk menghukum,selain tamparan.
BalasHapuspola pengasuhan atau pendidikan masa lalu memang sangat berpengaruh terhadap cara mengasuh atau mendidik mbak. Makanya sosialisasi pola pengasuhan dan pendidikan yang lebih baik sangat dibutuhkan.
Hapus