Minggu, 03 November 2019

Menghindari Obesitas ala Orang Jepang

Ketika menonton berita, film atau tayangan apapun tentang orang Jepang, kita akan sangat jarang melihat orang gemuk. Hampir sebagian besar orang Jepang memiliki postur tubuh yang ideal atau bahkan bisa kita sebut kurus jika dibandingkan dengan orang Indonesia. Konon katanya, tingkat obesitas di Jepang hanya sebesar 3,5 persen dari total jumlah penduduknya. Angka tersebut sangat berbeda dengan tingkat obesitas di Indonesia yang mencapai 21,8 persen pada tahun 2018, menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementrian Kesehatan. Hal ini bukan disebabkan karena mereka kekurangan gizi, justru karena mereka sangat sadar akan pentingnya nutrisi. Dengan tingginya tingkat kepedulian terhadap kesehatan, tak heran jika angka harapan hidup penduduk Jepang tergolong tinggi yaitu mencapai 85 tahun. 

Berikut beberapa hal yang menjadikan orang Jepang bisa memiliki postur tubuh yang ideal dan terhindar dari obesitas:

1. Bahan makanan tinggi nutrisi dan gizi seimbang

Dalam kehidupan sehari-harinya, orang Jepang selalu mengkonsumsi makanan dari bahan yang segar, tinggi nutrisi dan seimbang gizinya. Ikan, kedelai, beras, sayur dan buah merupakan bahan makanan yang sering kita jumpai pada makanan khas Jepang. Tingkat konsumsi ikan dari penduduk Jepang tergolong tinggi yaitu mencapai 86 kg per kapita per tahun. Tidak heran kalau banyak orang pintar di Jepang. Karena ikan yang dikonsumsi mengandung tinggi protein, omega-3 dan DHA yang mampu merawat saraf & kesehatan otak juga meningkatkan daya ingat otak.

2. Mengolah makanan dengan sederhana untuk mempertahankan kadar nutrisi

Makanan Jepang diolah dengan cara yang sederhana agar tidak mengurangi bahkan menghilangkan kadar nutrisi di dalamnya. Cara mengolah atau memasak merupakan kunci dari makanan Jepang. Mereka hanya memasak dengan cara mengukus, memanggang, menumis, menggoreng cepat dalam minyak sedikit, bahkan banyak juga bahan makanan yang dimakan mentah. Orang Jepang jarang sekali memasak dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang lama, karena menurut mereka hal itu akan menghilangkan kandungan nutrisi di dalam makanan. Makanan Jepang minim sekali bumbu, sangat berbeda dengan makanan Indonesia yang terkenal dengan banyak bumbu dalam makanan tradisionalnya. Mereka lebih mementingkan nutrisi daripada rasa. Orang Jepang juga lebih suka memasak sendiri makanannya dibanding membelinya di restoran. Tak heran jika  banyak dijumpai karyawan yang membawa bekal ke tempat kerjanya.

3. Menyajikan makanan dengan porsi kecil

Cara menyajikan makanan Jepang tergolong unik dan berbeda dari negara-negara lain. Di Jepang, makanan disajikan dalam porsi kecil dan tidak sampai penuh. Seluruh makanan mulai dari pembuka sampai penutup disajikan bersamaan dimana setiap jenis makanan diletakkan pada mangkok atau piring terpisah. Cara ini dipercaya bisa membuat orang lebih awas terhadap porsi makannya dan menghindari makan secara berlebihan.

4. Menikmati makanan dengan perlahan

Orang Jepang memiliki kebiasaan untuk makan secara perlahan dan berhenti sebelum kenyang. Makan perlahan memang memiliki manfaat yang baik untuk tubuh. Ketika makan dengan perlahan, maka kita akan lebih cepat kenyang sehingga porsi makan akan terjaga alias tidak berlebihan. Selain itu dengan makan perlahan maka makanan akan dikunyah sampai halus sehingga lambung tidak perlu bekerja keras mencerna makanan. Nutrisi makanan akan lebih mudah diserap oleh tubuh.

5. Suka jalan kaki dan bersepeda

Sebagian besar penduduk Jepang memanfaatkan moda transportasi publik seperti kereta api dalam kegiatan sehari-harinya. Perjalanan dari rumah ke stasiun, lalu dari stasiun ke tempat kerja, belanja, dll ditempuh dengan jalan kaki. Orang Jepang rata-rata berjalan kaki sebanyak 8.000 langkah per hari yang bisa membakar kalori sebanyak 220 kalori. Selain itu, sepeda juga menjadi alat transportasi favorit penduduk Jepang. Sepeda merupakan kendaraan wajib bagi murid sekolah dasar dan sekolah menengah di sana. Sehingga ketika dewasa, mereka sudah terbiasa untuk bersepeda kemana-mana.

6. Memperoleh pengetahuan tentang nutrisi sejak dini

Sekolah dasar dan menengah di Jepang menyediakan makan siang untuk murid-muridnya. Makanan yang disediakan tentunya tidak sembarangan. Ada ahli gizi yang dipekerjakan di setiap sekolah untuk memastikan menu makan siang yang disajikan mengandung nutrisi tinggi dan gizi seimbang. Bukan hanya itu, para ahli gizi di sekolah juga memastikan proses pengolahan makanan atau cara memasaknya juga benar agar kadar nutrisinya terjaga. Dari makan siang itulah murid-murid dikenalkan terhadap menu makanan yang baik  dan benar.

7. Rutin mengkonsumsi teh hijau

Dalam makanan Jepang, jarang ditemui makanan penutup terutama yang manis-manis seperti di Eropa. Kalaupun ada, buah dan teh hijau (ocha) menjadi pilihan menu penutup. Teh hijau merupakan minuman wajib yang harus tersedia setiap hari. Orang Jepang bahkan katanya bisa meminum teh hijau sebanyak 2 liter sehari. Teh hijau dipercaya bisa mengurangi penyerapan lemak dalam tubuh, meningkatkan intensitas pembakaran lemak, menurunkan kadar kolesterol & tekanan darah, juga meredakan stres dan depresi. Tentunya teh hijau dinikmati tanpa gula sehingga rasa yang didapatkan tawar dan cenderung pahit. 

8. Terikat aturan pemerintah

Pemerintah Jepang memiliki peraturan yang unik terkait dengan kegemukan atau obesitas. Lingkar pinggang pria ditetapkan maksimal sebesar 33,5 inch dan lingkar pinggang wanita maksimal 35,4 inch. Jika melebihi ketentuan ini, maka akan dikenakan denda dan wajib melakukan diet. Bahkan, jika suatu perusahaan memiliki karyawan yang kegemukan atau obesitas maka perusahaan tersebut diharuskan menanggung biaya diet karyawannya itu. Sungguh peraturan yang sangat unik.

Bagaimana? Apakah kalian mau mencoba cara menghindari obesitas ala orang Jepang?