Selasa, 10 April 2018

Berangkat Berlibur ke Rumah Nenek


Ujian sekolah jadwal terakhir sudah selesai, Adam dan Hawa pulang sekolah dengan ceria. Sudah terbayang dalam pikiran mereka untuk berlibur ke rumah nenek di desa. Dari semua tempat yang pernah mereka datangi, rumah nenek adalah tujuan berlibur yang paling menyenangkan. Nenek selalu baik pada Adam dan Hawa karena mau membelikan jajan apa saja yang mereka minta ketika ikut nenek ke pasar. Adam dan Hawa juga bisa main ke sawah, mencari ikan ke sungai, memberi makan ayam dan kambing. Benar-benar akan menjadi liburan yang menyenangkan untuk dua anak kelas 1 SD ini.

Bunda, kita jadi ke rumah nenek kan? Kapan kita berangkat? Nanti sore atau besok pagi?” Hawa tidak sabar untuk memastikan pada bunda tentang liburan mereka. Mereka langsung menyerbu bunda di dapur begitu sampai di rumah sepulang sekolah. Belum berganti baju dan juga belum meletakkan tas mereka langsung berlarian mencari bunda yang ternyata sedang menyiapkan makan siang untuk mereka. 

Adam pun tidak mau kalah semangat, “Iya Bunda kita jadinya berangkat jam berapa?” Bunda hanya tersenyum melihat anak-anak yang begitu ceria dan semangat untuk segera berlibur ke rumah nenek. Tapi bunda meminta mereka untuk meletakkan tas dan berganti baju dulu sebelum membahas rencana liburan. Anak-anak pun menuruti kata bunda dengan hati riang. 

Sambil makan siang, akhirnya mereka membahas rencana liburan mereka. Besok pagi mereka akan berangkat ke rumah nenek di Jogja. Mereka akan berlibur selama satu minggu di sana. Jadi, malam ini Adam dan Hawa harus membantu ayah dan bunda untuk menyiapkan semua keperluan yang akan dibawa ke rumah nenek. Adam dan Hawa juga harus tidur lebih awal agar besok tidak bangun kesiangan.

Adam dan Hawa memperhatikan penjelasan Bunda dengan seksama. Bayangan untuk berlibur di rumah nenek semakin jelas dalam pikiran mereka. Dari siang sampai malam mereka langsung sibuk menyiapkan semua keperluan yag akan dibawa ke rumah nenek. Mereka pun menuruti perkataan ibu untuk tidur lebih awal. Sepertinya malam ini mereka akan bermimpi mengejar ayam di halaman rumah nenek yang luas dan penuh pepohonan.

Keesokan paginya, mereka pun bersiap-siap untuk berangkat ke rumah nenek. Semua barang sudah dimasukkan ke dalam mobil. Ayah dan bunda memastikan semua peralatan listrik seperti televisi, AC, dan lampu sudah dimatikan. Adam dan Hawa membantu dengan memeriksa semua pintu dan jendela apakah sudah terkunci semua. Kata ayah dan bunda, ini adalah salah satu adab bepergian. Memastikan rumah ditinggalkan dalam keadaan aman. 

Setelah semua dipastikan aman, ayah dan bunda mengajak Adam dan Hawa untuk berdo’a sebelum bepergian. Mereka semua duduk di sofa ruang keluarga dan ayah memimpim mereka untuk berdo’a agar perjalanan mereka lancar dan selamat sampai ke rumah nenek.

اٰمَنۡتُ بِاﷲِاِعۡتَصَمۡتُ بِاﷲِتَوَكَّلۡتُ عَلَی اﷲِ  وَلَاحَوۡلَ وَلَاقُوَّ ۃَاِلَّابِاﷲِ
“Aku beriman kepada Allah, berlindung kepada-Nya dan berserah diri kepada-Nya (pula). Tiada daya dan upaya melainkan dengan pertolongan Allah

Sebelum berangkat mereka juga tak lupa untuk pamit ke tetangga. Memberi kabar bahwa mereka sekeluarga akan berlibur ke rumah nenek selama seminggu dan juga meminta tetangga untuk mendo’akan selama mereka di perjalanan. Pamit ke tetangga ini juga merupakan salah satu adab bepergian yang diajarkan dalam Islam. Jadi mereka bisa berangkat berlibur dengan hati tenang dengan dibantu do’a oleh tetangga. Rumah kita yang ditinggalkan selama liburan pun insyaallah akan aman.

Adam dan Hawa tidak sabar untuk segera berangkat ke rumah nenek. Mereka berlarian dari rumah tetangga dan segera naik ke mobil. Ayah dan bunda pun segera menyusul mereka setelah selesai berpamitan ke tetangga sebelah dan depan rumah. Ayah dan bunda pun sebenarnya juga ingin segera berangkat. Membayangkan pancaran mata nenek yang akan berbinar bahagia menyambut kedatangan mereka di kampung halaman rasanya sangat menyenangkan.

Ayah, Bunda jangan lupa berdo’a dulu ya. Kata bu guru kita harus berdo’a menaiki kendaraan darat sebelum mobilnya jalan.” kata Adam mengingatkan. Alhamdulillah anak ayah bunda pintar sekali. Memperhatikan apa yang disampaikan oleh ibu guru di sekolah. Ayah dan bunda akhirnya meminta tolong Adam untuk memimpin do’a menaiki kendaraan darat. Adam dengan ceria dan lantang memimpin do’a. Dia sudah hafal do’a menaiki kendaraan darat karena di sekolah sudah pernah diajari. 

سُبۡحَانَ الَّذِيۡ سَخَّرَلَنَاهَذَاوَمَاكُنَّالَهُ مُقۡرِنِيۡنَوَاِنَّااِلَی رَبِّنَالَمُنۡقَلِبُوۡنُ
“Mahasuci Tuhan yang memudahkan kendaraan ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainy, dan kepada Allah kami kembali”

            Mobil pun mulai berjalan setelah Adam, Hawa dan ayah bunda selesai memanjatkan do’a. Allah akan melindungi kita jika kita mengawali perjalanan dengan do’a. Ayah dan bunda juga selalu mengingatkan kalau selama dalam perjalanan, kita harus banyak berdo’a dan berdzikir pada Allah.


#ceritafiksi
#adabbepergian 
#30DWC
#30DWCJilid12
#Squad3
#day19 
This entry was posted in

2 komentar: