Ujian
sekolah jadwal terakhir sudah selesai, Adam dan Hawa pulang sekolah dengan
ceria. Sudah terbayang dalam pikiran mereka untuk berlibur ke rumah nenek di
desa. Dari semua tempat yang pernah mereka datangi, rumah nenek adalah tujuan
berlibur yang paling menyenangkan. Nenek selalu baik pada Adam dan Hawa karena
mau membelikan jajan apa saja yang mereka minta ketika ikut nenek ke pasar.
Adam dan Hawa juga bisa main ke sawah, mencari ikan ke sungai, memberi makan
ayam dan kambing. Benar-benar akan menjadi liburan yang menyenangkan untuk dua anak kelas 1 SD ini.
“Bunda,
kita jadi ke rumah nenek kan? Kapan kita berangkat? Nanti sore atau besok pagi?”
Hawa tidak sabar untuk memastikan pada bunda tentang liburan mereka. Mereka langsung
menyerbu bunda di dapur begitu sampai di rumah sepulang sekolah. Belum berganti
baju dan juga belum meletakkan tas mereka langsung berlarian mencari bunda yang
ternyata sedang menyiapkan makan siang untuk mereka.
Adam
pun tidak mau kalah semangat, “Iya Bunda kita jadinya berangkat jam berapa?”
Bunda hanya tersenyum melihat anak-anak yang begitu ceria dan semangat untuk
segera berlibur ke rumah nenek. Tapi bunda meminta mereka untuk meletakkan tas
dan berganti baju dulu sebelum membahas rencana liburan. Anak-anak pun menuruti
kata bunda dengan hati riang.
Sambil
makan siang, akhirnya mereka membahas rencana liburan mereka. Besok pagi mereka
akan berangkat ke rumah nenek di Jogja. Mereka akan berlibur selama satu minggu
di sana. Jadi, malam ini Adam dan Hawa harus membantu ayah dan bunda untuk
menyiapkan semua keperluan yang akan dibawa ke rumah nenek. Adam dan Hawa juga
harus tidur lebih awal agar besok tidak bangun kesiangan.
Adam
dan Hawa memperhatikan penjelasan Bunda dengan seksama. Bayangan untuk berlibur
di rumah nenek semakin jelas dalam pikiran mereka. Dari siang sampai malam
mereka langsung sibuk menyiapkan semua keperluan yag akan dibawa ke rumah
nenek. Mereka pun menuruti perkataan ibu untuk tidur lebih awal. Sepertinya
malam ini mereka akan bermimpi mengejar ayam di halaman rumah nenek yang luas
dan penuh pepohonan.
Keesokan
paginya, mereka pun bersiap-siap untuk berangkat ke rumah nenek. Semua barang
sudah dimasukkan ke dalam mobil. Ayah dan bunda memastikan semua peralatan
listrik seperti televisi, AC, dan lampu sudah dimatikan. Adam dan Hawa membantu
dengan memeriksa semua pintu dan jendela apakah sudah terkunci semua. Kata ayah
dan bunda, ini adalah salah satu adab bepergian. Memastikan rumah ditinggalkan
dalam keadaan aman.
Setelah
semua dipastikan aman, ayah dan bunda mengajak Adam dan Hawa untuk berdo’a
sebelum bepergian. Mereka semua duduk di sofa ruang keluarga dan ayah memimpim
mereka untuk berdo’a agar perjalanan mereka lancar dan selamat sampai ke rumah
nenek.
اٰمَنۡتُ
بِاﷲِاِعۡتَصَمۡتُ بِاﷲِتَوَكَّلۡتُ عَلَی اﷲِ
وَلَاحَوۡلَ وَلَاقُوَّ ۃَاِلَّابِاﷲِ
“Aku
beriman kepada Allah, berlindung kepada-Nya dan berserah diri kepada-Nya
(pula). Tiada daya dan upaya melainkan dengan pertolongan Allah”
Sebelum
berangkat mereka juga tak lupa untuk pamit ke tetangga. Memberi kabar bahwa
mereka sekeluarga akan berlibur ke rumah nenek selama seminggu dan juga meminta
tetangga untuk mendo’akan selama mereka di perjalanan. Pamit ke tetangga ini
juga merupakan salah satu adab bepergian yang diajarkan dalam Islam. Jadi
mereka bisa berangkat berlibur dengan hati tenang dengan dibantu do’a oleh
tetangga. Rumah kita yang ditinggalkan selama liburan pun insyaallah akan aman.
Adam
dan Hawa tidak sabar untuk segera berangkat ke rumah nenek. Mereka berlarian
dari rumah tetangga dan segera naik ke mobil. Ayah dan bunda pun segera
menyusul mereka setelah selesai berpamitan ke tetangga sebelah dan depan rumah.
Ayah dan bunda pun sebenarnya juga ingin segera berangkat. Membayangkan
pancaran mata nenek yang akan berbinar bahagia menyambut kedatangan mereka di
kampung halaman rasanya sangat menyenangkan.
“Ayah,
Bunda jangan lupa berdo’a dulu ya. Kata bu guru kita harus berdo’a menaiki
kendaraan darat sebelum mobilnya jalan.” kata Adam mengingatkan. Alhamdulillah
anak ayah bunda pintar sekali. Memperhatikan apa yang disampaikan oleh ibu guru
di sekolah. Ayah dan bunda akhirnya meminta tolong Adam untuk memimpin do’a
menaiki kendaraan darat. Adam dengan ceria dan lantang memimpin do’a. Dia sudah
hafal do’a menaiki kendaraan darat karena di sekolah sudah pernah diajari.
سُبۡحَانَ
الَّذِيۡ سَخَّرَلَنَاهَذَاوَمَاكُنَّالَهُ مُقۡرِنِيۡنَوَاِنَّااِلَی
رَبِّنَالَمُنۡقَلِبُوۡنُ
“Mahasuci Tuhan yang memudahkan
kendaraan ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainy, dan
kepada Allah kami kembali”
Mobil pun mulai berjalan setelah
Adam, Hawa dan ayah bunda selesai memanjatkan do’a. Allah akan melindungi kita
jika kita mengawali perjalanan dengan do’a. Ayah dan bunda juga selalu
mengingatkan kalau selama dalam perjalanan, kita harus banyak berdo’a dan
berdzikir pada Allah.
#ceritafiksi
#adabbepergian
#adabbepergian
#30DWC
#30DWCJilid12
#Squad3
#day19
Mantap
BalasHapusmaturnuwun, masih belajar nulis fiksi.
Hapus